
Mahfud Soal Grup Pemilik HGU Lahan Ratusan Ribu Ha: Ini Gila!

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD tiba-tiba bicara soal pengusahaan tanah hak guna usaha (HGU) di Indonesia. Hal itu terungkap dalam kicauan Twitter Mahfud yang dikutip CNBC Indonesia, Jumat (25/12/2020).
Ia mengaku baru mendapat kiriman daftar grup yang menguasai tanah HGU hingga ratusan ribu hektare.
"Ini gila. Penguasaan itu diperoleh dari pemerintahan dari waktu ke waktu, bukan baru," kicau Mahfud.
"Ini adalah limbah masa lalu yang rumit penyelesaiannya karena di-cover dengan hukum formal. Tapi kita harus bisa."
Polemik penguasaan lahan di sejumlah wilayah Indonesia beberapa tahun lalu hangat diperbincangkan. Semua itu mengemuka dalam debat pemilihan presiden antara calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menyinggung kepemilikan Prabowo di Aceh dan Kalimantan, lantaran sempat dikritik mengenai pembagian sertifikat tanah. Namun, pada saat pidato kebangsaan Konvensi Rakyat di SICC Bogor, Jawa Barat, Jokowi kembali berkomentar perihal keinginan penerima konsesi besar yang mau mengembalikan lahan kepada negara.
Meskipun tidak menyebut nama, puluhan ribu pendukung Jokowi-Ma'ruf yang hadir mengetahui bahwa sosok yang dimaksud adalah Prabowo.
Berbicara di kompleks kepresidenan, 26 Februari 2019, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil mengemukakan bahwa pemerintah akan menerima dengan tangan terbuka jika ada yang ingin mengembalikan lahan konsesi.
"Intinya kalau ada yang mengembalikan, seneng saja," kata Sofyan usai rapat terbatas.
Sofyan menjelaskan, lahan hak guna usaha (HGU) bisa saja dikembalikan kepada pemerintah, meskipun izin yang diberikan pemerintah kepada pemilik lahan belum habis.
"Karena kalau kembalikan Anda itu mau kembalikan bahkan hak milik pun kalau misal mau dikasih ke negara kan boleh," jelasnya.
"Kalau ada yang mau kembalikan, maka pemerintah dengan tangan terbuka dan senang hati akan menerima dan kemudiaan akan dibagikan menjadi reforma agraria," tegas Sofyan.
Sofyan pun menegaskan, pernyataan yang dilontarkanya sama sekali tidak merujuk pada siapapun.
"Tidak menyasar siapa. itu umum saja saya pikir. Statement umum dalam menciptakan ekonomi berkeadlian," tegasnya.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mahfud MD, Dana Otsus Papua & Modus Judi di Singapura