
Bukan Cuma SDA, SDM Jadi Kunci Pengembangan Kendaraan Listrik

Jakarta, CNBC Indonesia - Keinginan Indonesia sebagai salah satu pengembang mobil listrik di dunia, tidak cukup hanya bermodalkan kekayaan alam, melainkan juga harus disertai dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten salah satunya melalui pendidikan vokasi. Membentuk SDM yang handal dan siap diserap oleh industri juga menjadi upaya agar tidak hanya menjadi pasar semata.
Koordinator Kemitraan dan Penyelarasan SMK Saryadi mengatakan Indonesia yang semakin dilirik sebagai tempat pengembangan baterai kendaraan listrik yang ditandai dengan banyaknya negara berlomba berinvestasi. Untuk menyambutnya, teknologi dan SDM harus disiapkan dengan mengambangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri menjadi kuncinya.
"Ketika ada kebutuhan terkait SDM seiring dengan pengembangan energi terbarukan mau tidak mau kami juga harus merespon perubahan dengan menyiapkan SDM, khususnya di sekolah menengah kejuruan," kata Saryadi kepada CNBC Indonesia belum lama ini.
Bahkan sejak 2018 pun sudah ada kompetensi keahlian untuk energi baru terbarukan, dengan begitu lembaga pendidikan vokasi dapat menghasilkan lulusan terampil di level menengah. Yang terpenting penguasaan teknologi dan kemampuan yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan industri.
Pada kesempatan yang sama Kepala BBPPMPV Mesin dan Teknik Industri Supriyono mengatakan salah satu tempat peningkatan kompetensi keahlian dilakukan di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri, di Cimahi, Jawa Barat. Di sini para guru terbaik dari seluruh Indonesia melakukan upskilling dan reskilling, agar bisa mencetak lulusan yang siap pakai. Bahkan mereka mendapatkan pelatihan baru sesuai dengan kemajuan industry 4.0
"Di energi baru terbarukan sudah kami ajarkan bagaimana ada masa transisi penggunaan mobil listrik dengan adanya energi terbarukan. Tetapi untuk teknologi mobil listrik itu sendiri mereka belajar di teknik otomotif. Jadi ketika sudah belajar di mesin otomotif, mereka sudah menguasai kemudian kami tarik untuk bagaimana mekanisme membangun energi baru terbarukan sebagai suatu transformasi," kata Supriyono.
Peluang Indonesia menjadi salah satu produsen besar kendaraan listrik semakin besar. Apalagi pengembangan kendaraan listrik juga sudah tertuang dalam Perpres Nomor 55 tahun 2019 tentang percepatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai atau KLBB.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menargetkan pada 2030 pengguna kendaraan listrik dapat mencapai 2 juta unit mobil dan 14 juta unit sepeda motor. Pada periode tersebut diharapkan impor bahan bakar minyak (BBM) dapat berkurang 77 ribu barel oil per hari dan dapat menurunkan emisi karbon dioksida 1,1 juta ton.
"Kementerian ESDM sedang menyusun strategi, salah satunya penggunaan KLBB dengan target penurunan BBM impor setara 77 barel per hari, dengan 2 juta unit mobil dan 14 juta unit motor yang bisa menghemat devisa US$ 1,8 miliar," kata dia.
Keinginan menjadi pemain global pemain kendaraan listrik masa depan memungkinkan Indonesia aktor baru dalam rantai pasok industri kendaraan listrik otomotif dunia. Kecepatan pengembangan kendaraan listrik pun dapat menunjukan eksistensi Indonesia, yang disambut dengan kualitas SDM yang berkualitas tinggi.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Daftar Mobil-Motor Listrik di RI, Siap Dipinang DP 0%