
Alert! Pengalaman Membuktikan, Liburan Bikin Corona Menggila

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 bermula di China, yang menjalar mengikuti liburan Tahun Baru Imlek. Suka tidak suka, virus tersebut diuntungkan oleh kebiasaan berlibur manusia modern. Masyarakat harus lebih mawas pandemi selama musim liburan akhir tahun ini.
Semuanya berawal di Wuhan (provinsi Hubei), salah satu kota manufaktur terpenting di China, ketika 5 juta orang warga kota tersebut bersiap mengikuti perayaan "hari Lebaran-nya" masyarakat komunis tersebut yakni Tahun Baru China (Imlek) yang diikuti libur sepekan.
Imlek sampai saat ini memang menjadi ajang mudik terbesar di dunia, dengan ratusan juta orang bepergian untuk mengunjungi keluarga, kerabat, dan handai tolan. Kala itu, arus mudik memang sudah mulai masif pada pertengahan Januari, dan perayaan Imlek sudah bermunculan.
Momen imlek inilah yang memicu kluster baru di Wuhan ketika pemerintah provinsi Hubei menggelar ajang festival makanan Imlek, dengan mengumpulkan 40.000 orang di ajang 'makan bareng' demi mencetak rekor Guinness pada 21 Januari 2020.
Ajang ini tetap digelar meski pasien pertama virus Covid-19 teridentifikasi, tetapi belum diketahui bahwa ada penyebaran virus dari udara (airborne). Festival ini juga tetap digelar bahkan setelah pasien pertama di luar negeri yakni Thailand dan Jepang teridentifikasi.
Baru setelah muncul 270 kasus infeksi di Hubei, pemerintah China melakukan karantina wilayah penuh (total lockdown) pada 23 Januari, guna mencegah arus mudik lebih jauh meninggalkan wilayah tersebut. Pemerintah China mencabut lockdown tersebut pada 8 April, alias 76 hari.
Nun jauh dari China, yakni di Eropa, epidemi Covid-19 terjadi setelah libur sekolah selama sepekan pada 17-21 Februari. Epidemolog Universitas Oxford Zhengming Chen dalam laporannya yang terbit di jurnal Du Plessis (2020) menyebutkan klaster resor ski Italia dan tempat liburan Spanyol memicu penyebaran virus corona hingga ke Inggris.
Hal serupa juga terjadi di Kanada dan Amerika Serikat (AS) di mana ada kenaikan kasus Covd-19 setelah hari Libur Thanksgiving yang berjalan dari 12 Oktober (Kanada) dan 26-29 November (di AS). Di AS sendiri ada 26 juta pelancong selama musim libur tersebut.
Hasilnya, baik di Kanada pada Oktober maupun di AS pada November terjadi kenaikan kasus Covid-19. Kanada mencatat lompatan kasus infeksi baru hingga 2.000 orang sehari, sedangkan AS melaporkan lompatan jumlah kasus infeksi hingga 20% (180.00 orang sehari) selama 2 pekan setelah musim liburan.