
Curahan Hati 3 Ibu 'Wonder Woman' Hebat ke Sri Mulyani

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati hari ini melakukan dialog dengan para ibu pejuang ekonomi. Dialog ini dilakukan dalam rangka peringatan Hari Ibu di Kementerian Keuangan, Selasa (22/12/2020).
Setidaknya ada tiga ibu yang beruntung untuk dapat melakukan dialog langsung dengan Sri Mulyani.
Pertama Agung Widyastuti yakni Pembina Desa Devisa sekaligus Direktur Yayasan Kalimajari, Jembrana, Bali dan merupakan mitra binaan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
Dalam dialog ini ia bercerita ke Sri Mulyani mengenai kendalanya dalam ekspor Kakao yang telah dijalankan selama ini. Di mana, pada masa pandemi ini banyak pembeli asal luar negeri yang membatalkan pesanannya
"April lalu kami mendapatkan 3 pembatalan PO (pre-order), dari Prancis, Belanda, dan Jepang. Dan coklat processing di Bali hampir semua kolaps karena pandemi," jelasnya.
Oleh karenanya, ia berharap pemerintah bisa mencari solusi untuk mempermudah ekspor kakao yang dilakukan terutama di masa pandemi ini. Sebab, ia pun terus berupaya dan tidak mudah menyerah.
"Tapi kami tidak menyerah, siang malam kalau di kita tidur, tapi di Eropa baru bekerja. Jadi jam 11 malam kami masih telepon buyer sana-sini, agar PO yang dia batalkan bisa berlanjut. Sampai pada akhirnya kami mendapatkan PO kembali," imbuhnya.
Kedua, Maya yakni seorang entrepreneur apron, dari Semarang. Maya yang merupakan salah satu debitur Ultra Mikro (UMi) telah memulai usaha jahitan sejak lama dengan produk utama berupa tas, dompet, dan boneka untuk keperluan wisuda di beberapa universitas di kota Semarang.
Maya bercerita awalny ia adalah pengusaha souvenir saja tapi saat pandemi datang usahanya tertekan sehingga harus mengurangi pegawai. Namun, ia memutar otak kembali dan menjual apron karena melihat saat pandemi banyak orang yang tinggal di rumah dan mulai rajin memasak.
"Apron itu saya mendapat ide dari Facebook. Saya lihat teman di Facebook itu banyak yang pamer masakan. Jadi saya melihat setelah pandemi banyak org yg lari ke dapur. Pria, wanita, semuya itu larinya ke dapur. Jadi saya berpikir wah ini kalau saya jual apron mungkin laku juga. Setelah omzet yang runtuh semua, saya langsung bikin apron. Dan syukurlah bisa diterima. Saya juga jual di Facebook. Ada yang beli juga," kata dia.
Ketiga, Apriliya Ikayanti yang merupakan salah satu penyalur UMi melalui Koperasi Simpan Pinjam (KSP) KUD Mintorogo Demak. Ia pun menceritakan perjuangannya selama masa pandemi Covid-19 ini.
Di mana, melalui koperasinya ia membantu sekitar 6.471 pedagang kecil agar bisa mempertahankan usahanya. Bantuan diberikan melalui skema pinjaman bagi seluruh pelaku usaha ultra mikro atau uMi.
Pinjaman yang disalurkan pun telah mencapai Rp 23,58 miliar.
"Dari 6.400 itu sekitar 5.000 orang memang perempuan, terserap di warung-warung makan, dan lain-lain. Dan ada juga petani jamur, penjahit rumahan," kata wanita yang disapa April ini.
Tak hanya memberikan pinjaman, ia pun memberikan pelatihan pengembangan usaha bagi masyarakat sekitar yang ingin mulai berbisnis.
"Petugas kami diberikan pelatihan juga supaya bisa memberikan pendampingan bagi anggota yang memperoleh Umi. Dan ternyata dengan pendampingan itu, komunikasi efektif, dan pendekatan emosional ternyata memberikan dampak positif," papar April.
Cerita ini membuat Sri Mulyani kagum karena di tengah masa kesulitan masih banyak ibu-ibu hebat yang ingin membantu sesamanya agar tetap bertahan.
"Anda semuanya bertiga kayaknya dari awal waktu memilih pekerjaan atau ketekunan sama sekali nggak ada yang bilang ingin mendapat duit banyak atau kaya. Jadi yang muncul di kepala dan diceritakan, dan saya yakin itu tak ada skenarionya, adalah saya pengin memberikan manfaat dan melihat orang lain mendapat manfaat. Itu luar biasa," puji Sri Mulyani.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anggaran Pemulihan Ekonomi Sudah Disebar Rp 579 T