
Ratusan Triliun Digeber Demi Infrastruktur Sampai Kesehatan

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah telah melakukan realokasi anggaran APBN Tahun Anggaran 2020 untuk program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi (PC-PEN), yang sebesar Rp 695,2 triliun.
Dari pagu Rp 695,2 triliun, pemerintah baru merealisasikan Rp 483,62 triliun atau baru mencapai 69,6%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan di sisa hari tahun 2020, pemerintah akan terus mengawasi dan mengevaluasi belanja dan penerimaan pemerintah dari APBN 2020.
Diakui Sri Mulyani beberapa anggaran PC-PEN di beberapa sektor tidak akan sepenuhnya terserap 100% di tahun ini, salah satunya adalah di bidang kesehatan.
Pagu anggaran kesehatan dalam anggaran PC-PEN sebesar Rp 99,5 triliun. Sampai dengan 14 Desember 2020, pemerintah sudah merealisasikan Rp 47,05 triliun atau 47% dari pagu anggaran. Pemerintah memproyeksikan, hanya akan merealisasikan anggran kesehatan sebesar Rp 63,06 triliun pada tahun ini.
Sementara sisanya atau sebesar Rp 36,44 triliun akan digunakan untuk pendanaan program vaksinasi 2021 agar kepercayaan masyarakat meningkat dan aktivitas ekonomi pulih kembali.
"Anggaran PEN ini akan dipantau sampai akhir tahun. Beberapa pagu kesehatan tidak akan terserap 100%. Dana yang tidak terserap itu akan di carry over untuk vaksinasi di tahun 2021," jelas Sri Mulyani.
Adapun beberapa program sudah terserap hampir 100%, seperti stimulus perlindungan sosial yang mencapai Rp 217,16 triliun atau setara 94,3% terhadap total anggaran Rp 230,21 triliun.
Sementara, realisasi belanja APBN 2020, sampai dengan November 2020, sudah mencapai Rp 2.306,7 triliun atau sudah terserap 84,2% dari pagu anggaran belanja yang ada di dalam Perpres 72/2020 yang sebesar Rp 2.739,2 triliun.
Selanjutnya, dukungan sektoral, K/L, dan pemda realisasinya mencapai Rp 55,68 triliun atau sudah sekitar 82% dari pagu sejumlah Rp 67,86 triliun.
Lebih lanjut, realisasi pembiayaan korporasi baru sekitar Rp 8,16 triliun atau setara 13% dari total anggaran senilai Rp 60,73 triliun.
Adapun realisasi insentif perpajakan telah mencapai Rp 49,12 triliun atau sama dengan 41% dari pagu Rp 120,61 triliun. Terakhir yakni realisasi dukungan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mencapai Rp 106,46 triliun atau setara 92% dari total anggaran Rp 116,31 triliun.
Belanja negara tersebut naik 12,7% jika dibandingkan dengan realisasi belanja APBN 2019 yang sebesar Rp 2.016,6 triliun.
"Belanja barang dan modal mengalami perubahan, concern-nya untuk membantu masyarakat. Dan belanja modal menurun karena eksekusi penanganan Covid-19 dalam menyalurkan bansos, insentif perpajakan," jelas Sri Mulyani.
Meskipun beberapa anggaran telah dialokasikan untuk Penanganan Covid-19 dan PEN, Sri Mulyani mengatakan belanja negara telah digunakan untuk berbagai belanja yang produktif mulai dari belanja kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.
Belanja APBN 2020 di Sektor Kesehatan
Dalam bahan paparan yang disampaikan Sri Mulyani tertulis lewat belanja pemerintah pusat termasuk PEN. Berikut capaian APBN 2020 di bidang kesehatan, sampai dengan November 2020:
- Subsidi untuk peserta PBI JKN sebanyak Rp 96,7 juta jiwa.
- Bantuan iuran Jaminan kesehatan Nasional (JKN) kepada Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU)/Bukan Pekerja (PB) kepada 44,4 juta jiwa
- Alat material kesehatan pada RS Kemhan/TNI dengan membelanjakan 1,56 juta APD, 5,76 juta rapid test, 1 juta masker KN95, dan 2.612 ventilator
- Memberikan insentif kepada 449,5 ribu tenaga kesehatan
- Santunan kepada 143 tenaga kesehatan
- Pembayaran 166,6 ribu pasien Covid-19 yang dirawat per 3 Desember 2020
- Pembelian alat kesehatan pada 53 RS Polri, termasuk APD, masker, incinerator, peralatan lab/PCR.
Sementara, capaian yang berasal dari Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) termasuk PEN, berikut rinciannya:
- Insentif untuk 267,4 ribu tenaga kesehatan
- Penambahan gedung/ruang baru puskesmas sebanyak 247 paket
- Pembangunan atau rehab 6 faskes dan 3 lokasi
- Pengadaan alat kesehatan sebanyak 71.165 unit
- Belanja obat-obatan atau barang habis pakai sebanyak 215.088 paket
- Pelatihan kepada 1.171 nakes, dan 458,8 orang tenaga administrasi
- Pembayaran iuran JKN sebanyak 664.595 orang
- Pembayaran tindakan kesehatan fakir miskin untuk 2.935 orang
- Bantuan Operasional untuk 9.058 puskesmas
- Pelayanan kesehatan promotif/preventif kepada 3.320 orang dan kuratif rehabilitatif kepada 530,2 ribu orang.
Belanja APBN 2020 di Sektor Pendidikan
Sampai dengan November 2020, lewat belanja pemerintah pusat, anggaran pendidikan yang sebesar Rp 549,5 triliun atau 20% dari APBN 2020, telah dibelanjakan untuk:
- Program Indonesia Pintar kepada 16,14 juta siswa
- Subsidi kuota internet Kemendikbud untuk 44,3 juta penerima
- Bangun/rehab madrasah dan sekolah keagamaan sebanyak 338 sekolah
- Pembangunan 24 asrama dan 25 ruang belajar pada pondok pesantren
- Bidik misi/KIP Kuliah sebanyak 838,98 ribu mahasiswa
- Bantuan Operasional Sekolah Kemenag untuk 8,4 juta siswa
- Bangun atau rehab 755 Sekolah Dasar dan Menengah
- BOP Pesantren kepada 193 ribu lembaga dan 14,2 ribu pesantren
- Bangun atau rehab ruang kelas/madrasah dan sekolah keagamaan atau Kementerian PUPR sudah 48,86% dari target 100 pesantren
Sementara dari TKDD, capaian hingga November 2020, yakni:
- BOS untuk 44,2 juta siswa pada 216 ribu sekolah
- BOS PAUD bagi 5,9 juta anak
- Tunjangan profesi guru kepada 1,15 ribu orang
- Pelatihan Kepariwisataan kepada 23.067 peserta pelatihan dan 64 TIC
- Rehabilitasi 30.139 ruang kelas
- Pembangunan RKB beserta perabot sebanyak 6.404 ruang
- Pengadaan Peralatan pendidikan Rp 42.915 paket
- Pembangunan Laboratorium sebanyak 2.903 ruang.
Belanja APBN 2020 di Sektor Infrastruktur
Realisasi belanja infrastruktur sampai dengan November 2020, diantaranya:
- Pembangunan jaringan irigasi 280,84 km dengan rata-rata fisik 90,34%.
- Pembangunan 45 bendungan dengan rata-rata fisik 53,16%
- Pembangunan jalan baru 208,74 km
- Pembangunan 5 pelabuhan. Di antaranya Pelabuhan Sanur di Bali, Pelabuhan Labuan Bajo di NTT, Pelabuhan Lebiti di Sulawesi Tengah, Pelabuhan munse di Sulawesi Utara, dan Pelabuhan Tanjung Ular di Bangka Belitung
- Rehabilitasi jaringan irigasi tersier dengan luas 160.515 hektar atau baru mencapai 96,78%
- Rehabilitasi jaringan irigasi dengan rata-rata fisik 88,19%
- Pembangunan rel kereta api 368,4 km'sp
- Pembangunan jembatan dengan capaian 5.829,97 meter
- Jargas di 23 kabupaten dan kota dengan 128.695 sambungan rumah (SR) atau tercapai 92,43%
- Padat karya untuk 2,2 juta tenaga kerja
Sementara belanja dari TKDD, sampai dengan November 2020, yakni realisasinya adalah:
- Jaringan Irigasi dengan pembangunan 240 ha, peningkatan 222 ja, dan rehabilitasi 15.959 ha.
- Pembangunan Jalan 37 km, pemeliharaan jalan 180 km, dan peningkatan jalan 938 km.
- Pembangunan Tangki septik 52.023 unit, pembangunan mck 165 unit, dan pembangunan IPAL 594 unit
- Sistem penyediaan air minum, dengan pembangunan 7,791 SR, peningkatan 22.748 SR, dan perluasan 26.969 SR
- Pembangunan jembatan sepanjang 150 m dan pemeliharaan 225 m
- Untuk pertanian, telah dibangun sumber-sumber air sebanyak 1.241 unit, pembangunan balai penyuluhan pertanian (BPP) Baru 12 unit, renovasi BPP 5.239 m2, sarana pendukung BPP sebanyak 213 paket, dan pembangunan atau renovasi UPTD/Balai sebanyak 52 unit.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anggaran Pemulihan Ekonomi Sudah Disebar Rp 579 T