Airlangga: 2021 Saatnya Kembali Bekerja & Manfaatkan Peluang

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
22 December 2020 12:38
Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2021. (Tangkapan Layar Youtube PerekonomianRI)
Foto: Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2021. (Tangkapan Layar Youtube PerekonomianRI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2021 adalah tahun pemulihan ekonomi nasional dan tahun pemulihan ekonomi global. Ini ditegaskan oleh Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto dalam Outlook Perekonomian Indonesia, Meraih Peluang pemulihan Ekonomi 2021.

"Tahun 2021 adalah saat dimana kita kembali bekerja, kembali mengembangkan usaha, optimis memanfaatkan peluang. Ini menjadi catatan dan memberi semangat kepada kita semua," kata Airlangga Hartarto dalam sambutannya.

Dalam acara yang digelar di Hotel Kempinski, Jakarta, Selasa (22/12/2020) dan dihadiri oleh sejumlah menteri dan dibuka secara virtual oleh Presiden Joko Widodo, Airlangga menyatakan perekonomian Indonesia tahun depan akan membaik.

"Beberapa peluang yang terlihat antara lain terjadinya pemulihan ekonomi yang ditunjukkan dengan penguatan nilai tukar rupiah dan pasar saham. IHSG sudah kembali ke pre-Covid-19 level," ucap Ketua Umum DPP Partai Golkar itu.

IHSG di bulan Januari sekitar 5400 sementara pada akhir tahun ini sudah tembus di 6100. "Kemudian JP Morgan memprediksi IHSG 2021 di angka 6800. Ini adalah hal yang positif," tambah Airlangga.

Selain itu harga komoditas di Indonesia sudah kembali normal. Baik itu kelapa sawit atau CPO yang saat ini sudah kembali membaik dengan program B30 yang mendorong program perekonomian di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

"Terutama untuk mendorong nilai tukar dari pekebun," ungkap Airlangga. Khusus di sektor sawit ini, telah melibatkan sekitar 17 juta pekerja baik langsung atau tidak langsung.

Di tingkat global dan di tengah ancaman gelombang kedua Covid, Arlangga juga melihat sektor manufaktur, rata-rata sudah kembali di atas level 50. Bahkan khusus Indonesia PMI nya 50,6.

Indonesia sendiri sudah mampu melewati rock bottomdari pelemahan ekonomi yang terjadi. Di kuartal ketiga perekonomian nasional sudah ada perbaikan walau masih terkontraksi minus 3,49 persen.

Namun menurut Airlangga secara kuartal ke kuartal pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah positif 5,05. Ini ditopang oleh belanja pemerintah yang tumbuhnya 9 persen yang mengkompensasi kontraksi di sektor konsumsi.

"Apabila kita teruskan di kuartal keempat dengan didorong spending pemerintah dan pemulihan di sektor indirect investasi, capital inflow di pasar modal maka berharap pertumbuhan 5,05 bisa dipertahankan. Pada akhir tahun ini kita bisa melihat range pertumbuhan yang baik antara minus 2 hingga positif 0,6 persen," ucap Airlangga.

Dari segi domestik pemerintah juga melihat beberapa indek menunjukkan keyakinan konsumen,pertumbuhan konsumsi dan konsumsi rumah tanggayang terus membaik. "Telah terjadi perbaikan dan consumer confident sudah mulai naik," ujar Airlangga.

Dari supply pemerintah melihat sektor pertanian, informasi komunikasi, jasa kesehatan dan jasa pendidikan pulih lebih dulu bahkan tumbuh signifikan dan positif. "Dalam situasi pendemi sektor ini menjadi pengungkit perekonomian di tahun depan apalagi beberapa sektor lain juga mengalami pemulihan," tutur Airlangga.

Ekspor

Peluang lain yang perlu ditambahkan adalah pasar ekspor. Program kerja sama perdagangan internasional sudah ditanda tangani pemerintah. Program itu diharapkan mendorong kinerja ekspor dan memperbaiki posisi Indonesia dalam global value chain.

Lonjakan permintaan ekspor itu juga ditandai dengan adanya kesulitan pengusaha mendapatkan container.Menurut Airlangga ini merupakan suatu tanda ekspor kita sudah mulai pulih.

"Game changer perekonomian nasional di masa pandemi ini adalah vaksinasi, dan kedua adalah implementasi UU Cipta Kerja, dan program stimulus di Komite PCPEN," ungkap Airlangga.

Airlangga menyatakan tahun depan pemerintah optimistis, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh 4,5 sampai 5,5 persen. Namun prediksi tersebut akan bisa tercapai jika dukung para stakeholder melalui koordinasi dan sinergi terus dipertahankan.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Genjot Ekonomi, RI Susun Strategi Percepat Belanja Negara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular