Tim Energi Dibentuk, Biden Ambisius Perangi Perubahan Iklim

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
20 December 2020 08:20
President-elect Joe Biden gestures on stage after speaking, Saturday, Nov. 7, 2020, in Wilmington, Del. (AP Photo/Andrew Harnik, Pool)
Foto: Presiden terpilih Joe Biden berbicara di Wilmington, Del. , Sabtu (7/11/2020). (AP Photo / Andrew Harnik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden memperkenalkan tim iklim dan energinya pada Sabtu (19/12/2020), sebuah kelompok pembuat sejarah yang akan berusaha untuk memajukan agenda memerangi perubahan iklim ambisius yang membalikkan banyak kebijakan pemerintahan Trump.

Dikutip dari Reuters, Michael Regan akan menjadi orang kulit hitam pertama yang menjalankan Badan Perlindungan Lingkungan (the Environmental Protection Agency/ EPA) jika dikonfirmasi oleh Senat, dan Perwakilan AS Deb Haaland, sebagai Menteri Dalam Negeri, akan menjadi anggota kabinet pertama yang merupakan Penduduk Asli Amerika.

"Para nominasi hari ini siap pada hari pertama, yang penting karena kita benar-benar tidak punya waktu untuk disia-siakan," kata Biden dalam jumpa pers di negara bagian asalnya di Delaware, seperti dikutip dari Reuters.

Biden, seorang Demokrat yang akan dilantik pada 20 Januari 2021, telah berjanji untuk menjadikan penanggulangan perubahan iklim sebagai prioritas utama. Tetapi dengan mayoritas tipis di DPR dan kendali Senat masih ragu-ragu, agendanya itu mungkin hanya mencetak sedikit keberhasilan di Kongres dan sebaliknya bergantung pada aturan dari badan pengaturnya untuk memberlakukan perubahan besar.

Biden, yang sempat menjabat sebagai Wakil Presiden Barack Obama, menunjuk administrator EPA Obama, Gina McCarthy, untuk mengisi peran baru sebagai Penasihat Iklim Nasional.

Mantan Gubernur Michigan Jennifer Granholm akan menjadi Sekretaris Energi Biden jika dikonfirmasi.

Kelompok lingkungan sebagian besar memuji tim yang dibentuk tersebut karena pengalaman dan keragamannya. Tapi bagi industri bahan bakar fosil yang kuat, yang sering dikritik Biden, berpendapat dia harus menyeimbangkan upaya memerangi perubahan iklim dengan melestarikan lapangan kerja.

Biden ingin Amerika Serikat mencapai nol emisi gas rumah kaca pada 2050, yang akan membutuhkan penghasil emisi terbesar kedua di dunia ini untuk mengubah ekonominya termasuk transportasi, pembangkit listrik, dan pertanian.

Kebijakan Biden ini menyimpang tajam dari kebijakan petahana Presiden Donald Trump, yang menarik Washington dari kesepakatan iklim Paris dan melunakkan atau membongkar peraturan iklim yang dianggap berbahaya bagi ekonomi oleh pemerintah.

Trump pada hari Sabtu sekali lagi secara keliru menegaskan di Twitter bahwa pemilu 3 November telah dicuri darinya melalui penipuan pemilih.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jreng! RI Ternyata Masuk Genk Dagang AS Pimpinan Joe Biden

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular