WHO Sebut Vaksin Covid Buat Negara Miskin Sudah Tersedia 2021

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
18 December 2020 21:10
The logo of the World Health Organization is seen at the WHO headquarters in Geneva, Switzerland, Thursday, June 11, 2009. The World Health Organization held an emergency swine flu meeting Thursday and was likely to declare the first flu pandemic in 41 years as infections climbed in the United States, Europe, Australia, South America and elsewhere. (AP Photo/Anja Niedringhaus)
Foto: Logo World Health Organization (WHO) (AP Photo/Anja Niedringhaus)

Jakarta, CNBC Indonesia - Program vaksin COVAX kini menemui titik terang. Program yang menjadi skema global untuk mengirimkan vaksin Covid-19 ke negara-negara miskin sempat dilaporkan memiliki risiko kegagalan yang cukup tinggi, yang mengancam negara-negara miskin baru bisa dapat vaksin covid-19 di 2024.

Namun, World Health Organization (WHO) baru saja menyampaikan kabar terbaru pada Jumat (18/12), bahwa fasilitas vaksin Covax yang dibuat untuk memastikan akses yang adil terhadap vaksin Covid-19 di seluruh dunia, kini kabar baiknya bisa mulai dilakukan vaksinasi mulai awal 2021.

WHO mengumumkan mengamankan dua miliar dosis kandidat vaksin covid-19. WHO dalam pernyataannya "sehingga memungkinkan semua negara yang berpartisipasi memiliki akses ke dosis vaksin pada paruh pertama tahun 2021, dengan pengiriman pertama dimulai pada kuartal I-2021"

"Cahaya di ujung terowongan sedikit lebih terang," kata Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada konferensi pers virtual dikutip dari AFP.

Program COVAX sempat dikabarkan terancam gagal, salah satu laporan internal mengatakan hal ini berpotensi membuat negara-negara miskin dengan miliaran orang tanpa akses ke vaksin hingga akhir tahun 2024.

Program yang diinisiasi oleh GAVI, Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (Coalition for Epidemic Preparedness Innovations/CEPI), dan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) ini bertujuan untuk memberikan setidaknya 2 miliar dosis vaksin pada akhir 2021 untuk mencakup 20% dari orang yang paling rentan di 91 negara miskin dan berpenghasilan menengah, sebagian besar di Afrika, Asia dan Amerika Latin.

Namun dalam dokumen internal tersebut, program COVAX dikatakan tengah mengalami kekurangan dana, risiko pasokan dan pengaturan kontrak yang rumit yang dapat membuat tidak mungkin untuk mencapai tujuannya.

"Risiko kegagalan untuk membangun Fasilitas COVAX yang sukses sangat tinggi," kata laporan internal kepada dewan Gavi, aliansi pemerintah, perusahaan obat, badan amal, dan organisasi internasional yang mengatur kampanye vaksinasi global, sebagaimana dilaporkan Reuters.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alasan WHO Minta Suntikan Booster Vaksin Covid-19 Disetop

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular