
Pertumbuhan Ekonomi RI Bisa Lebih Parah dari -2,2%, Kalau...

Untuk 2020, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia bakal terkontraksi 2,2% dibanding tahun lalu. Inflasi diramal masih berada di kisaran target BI di 2%. Defisit fiskal di 6% PDB.
Utang pemerintah menjadi bengkak ke 37,5% PDB dari tahun lalu 30,2% PDB. Kenaikan ekspor yang dibarengi dengan rendahnya impor membuat transaksi berjalan mengalami penurunan defisit di 0,7% PDB dari minus 2,7% tahun lalu.
Tahun depan, Bank Dunia memproyeksikan ekonomi Ibu Pertiwi tumbuh 4,4% (yoy) didongkrak oleh seluruh pos pengeluaran baik konsumsi masyarakat dan pemerintah. Konsumsi domestik dan investasi yang tahun ini mengalami kontraksi lebih dari 2% tahun depan tumbuh lebih dari 4% (yoy).
Impor yang terkontraksi tajam tahun ini mulai tumbuh tahun depan meski hanya tipis saja di 0,5% (yoy). Defisit anggaran akan mengecil menjadi minus 5,5% PDB seiring dengan perbaikan prospek perekonomian. Namun total utang pemerintah naik menjadi lebih dari 40%.
Bagaimanapun juga masih ada risiko besar yang menghadang perekonomian Indonesia tahun ini terutama terkait pandemi Covid-19.
Lonjakan kasus Covid-19 yang terus terjadi secara signifikan, shock yang sangat besar serta pemulihan ekonomi global yang lebih rendah membuat volume perdagangan masih lambat serta penurunan harga komoditas akan membuat prospek ekonomi RI lebih rendah dari perkiraan awal.
Ketika risiko-risiko tersebut tadi semakin terwujud maka PDB Indonesia akan terkontraksi 2,5% PDB tahun ini dan tumbuh di bawah 4% untuk dua tahun ke depan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)