RI Mau Gratiskan Vaksin Corona, Siapkan Rp 133 Triliun!

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
18 December 2020 10:07
Vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Minggu malam, 6 Desember 2020, langsung dibawa menuju Kantor Pusat Bio Farma di Kota Bandung. (Foto: Muchlis Jr - Sekretariat Presiden)
Foto: Vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Minggu malam, 6 Desember 2020, langsung dibawa menuju Kantor Pusat Bio Farma di Kota Bandung. (Foto: Muchlis Jr - Sekretariat Presiden)

Setiap pengembang vaksin Covid-19 mematok harga yang berbeda-beda untuk produknya. Sementara ini vaksin AstraZeneca masih merupakan yang termurah dengan harga per dosisnya mencapai US$ 3-4. Sedangkan untuk yang termahal adalah Sinopharm yang mencapai US$ 144 per dosisnya.

Untuk kasus vaksin AstraZeneca, pemerintah disebut bakal merogoh kurang lebih US$ 500 juta untuk memperoleh 100 juta dosis vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Inggris tersebut. Artinya untuk 1 dosis harganya US$ 5.

Asumsikan untuk Sinovac harganya di pasar adalah CNY 200 atau setara dengan US$ 31 saat ini. Maka total anggaran yang harus dirogoh oleh pemerintah jika menggunakan harga pasaran adalah US$ 3,97 miliar. Menggunakan asumsi kurs Rp 14.000/US$ maka biaya yang harus dikeluarkan mencapai Rp 55,6 triliun.

Tentu saja ini masih menggunakan asumsi yang sangat sederhana tanpa mempertimbangkan bahwa lebih banyak vaksin Covid-19 Sinovac yang lebih banyak dikirim dalam bentuk bulk untuk kemudian diproses lebih lanjut oleh perusahaan farmasi pelat merah nasional Bio Farma.

Sampai saat ini CanSino Biologics juga belum mengungkapkan patokan harga vaksin buatan mereka. Sementara untuk Sinopharm kabarnya vaksin yang mereka kembangkan tidak akan mencapai CNY 1.000 untuk dua dosis atau dengan kurs saat ini mencapai US$ 77/dosis. 

Apabila Indonesia sudah memesan total 65 juta dosis vaksin Sinopharm dengan harga pasaran maka total anggaran untuk memboyong vaksin China itu mencapai sebesar US$ 5 miliar (Rp 70 triliun).

Setidaknya pasokan vaksin dari ketiga pengembang tersebut mencapai 293 juta dosis yang cukup untuk kurang lebih 147 juta masyarakat RI (92% dari target 160 juta orang). Total anggaran yang harus dirogoh mencapai US$ 9,37 miliar atau setara dengan Rp 131,2 triliun. 

Apabila anggaran belanja pemerintah tahun lalu mencapai Rp 2,4 kuadriliun (Rp 2.400 triliun) maka total anggaran yang dibutuhkan untuk vaksin Covid-19 mencapai 5,5% dari total belanja negara. Apabila target cakupan penerima vaksin juga ditambah serta diperluas maka anggarannya akan lebih besar lagi. 

Anggaran tersebut baru anggaran untuk pengadaan vaksin, belum termasuk biaya logistik dan transportasi serta pelaksanaan program imunisasi massal. Tentu perkiraan di atas sangatlah kasar dan sederhana karena tidak mempertimbangkan adanya diskon karena pembelian dalam jumlah yang masif. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular