Bak Ayam Geprek, Harga Bawang Merah & Cabai Makin Pedas

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
16 December 2020 19:05
Bongkar Muat Cabai Merah di Pasar Kramat Jati (CNBC Indonesia/Tris Susilo)
Foto: Bongkar Muat Cabai Merah di Pasar Kramat Jati (CNBC Indonesia/Tris Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di antara sekian banyak komoditas pangan yang tersedia di pasar baik tradisional maupun modern, ada beberapa jenis komoditas yang harganya sering melambung tinggi. Bawang merah dan cabai merah adalah contohnya. 

Kenaikan harga barang-barang pokok di pasaran bisa disebabkan oleh banyak faktor. Baik dari sisi pasokan maupun dari sisi penawaran. Untuk komoditas hortikultura seperti bawang merah dan cabai merah, outputnya akan sangat tergantung pada musim dan kondisi cuaca. 

Saat kondisi musim penghujan harga cabai dan bawang merah memiliki kecenderungan untuk naik. Adanya fenomena La Nina memang membuat intensitas hujan 40% lebih tinggi dari kondisi normal. 

Ancaman bencana hidro-meteorologis seperti banjir misalnya juga membuat lahan pertanian yang terendam banjir mengalami gagal panen. Stok menjadi mudah busuk dan mengganggu jalur distribusi komoditas pangan. 

Dari sisi penawaran, permintaan untuk kedua komoditas ini juga memiliki periode musiman. Saat puasa Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri biasanya kebutuhan konsumsi pangan naik. Hal serupa juga terjadi ketika libur panjang akhir tahun untuk merayakan Natal dan pergantian tahun.

Produksi tanaman pangan hortikultura yang cenderung berpusat di Pulau Jawa juga menjadi faktor yang memicu terjadinya disparitas harga antara Jawa dengan pulau-pulau lainnya. Seringkali untuk Indonesia bagian timur, harga-harga komoditas ini dipatok dua kali lipat per kilonya dibanding harga di pasaran Jawa. 

Ketika pasokan menipis dibarengi dengan kenaikan permintaan, di saat itulah harga melambung. Namun ada satu faktor lain yang juga perlu diperhatikan dan bisa menjelaskan mengapa harga cabai merah dan bawang merah sering melambung selain dua faktor tadi.

Faktor yang tak kalah penting tersebut adalah tata kelola perdagangan yang mencakup distribusi komoditas pangan dari produsen ke konsumen akhir. Apabila jalur distribusinya bercabang banyak maka bisa dipastikan bahwa harga komoditas yang sampai di tangan konsumen adalah harga yang tinggi.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa komoditas bawang merah dan cabai merah memiliki margin perdagangan dan pengangkutan (MPP) yang tinggi. MPP adalah selisih total antara penjualan dengan pembelian sebagai kompensasi kepada pedagang yang menjadi penyalur komoditas.

MPP cabai merah bahkan mencapai 61,31% pada 2019. Sementara di saat yang sama MPP bawang merah juga mencapai 38,01%. 

MPP kedua komoditas hortikultura tersebut jauh lebih tinggi ketimbang komoditas beras (22,34%) dan daging ayam ras (25,53%). Pola perdagangan cabai merah dan bawang merah memang memiliki rantai distribusi yang lebih panjang dari daging ayam ras segar.

Untuk dapat sampai di tangan konsumen akhir, bawang merah dan cabai merah harus berpindah tangan sebanyak tiga kali. Pertama dari petani kemudian lanjut ke pedagang pengepul yang selanjutnya diteruskan ke pedagang eceran. Setelah dari pedagang eceran barulah sampai ke tangan konsumen.

Hal tersebut jelas berbeda dengan pola distribusi perdagangan daging ayam ras segar yang harus melalui produsen dan pedagang eceran saja untuk bisa sampai di tangan konsumen akhir. 

Kombinasi pola distribusi yang memiliki cabang lebih banyak, menipisnya pasokan di pasar akibat produksi rendah dan jalur distribusi yang terganggu hingga kenaikan permintaan membuat harga cabai dan bawang merah melambung. 

Kedua komoditas ini juga seringkali memberikan andil inflasi yang besar. Untuk Desember ini, Bank Indonesia (BI) memperkirakan cabai merah menjadi penyumbang inflasi terbesar sampai 0,07% month to month (mtm).

Apabila mencermati pergerakan harganya di pekan pertama Desember, ada beberapa komoditas pangan yang harganya masih membandel. Meski turun harga daging ayam ras segar di pasar tradisional Tanah Air rata-ratanya masih di atas Rp 34 ribu per kilogram.

Harga bawang merah juga agak sedikit jinak jika dibandingkan dengan awal bulan November. Namun harga bawang merah masih belum turun dari kisaran Rp 37 ribu per kilogram.

Sementara itu harga cabai merah dan cabai rawit tercatat naik lebih dari 10% jika dibandingkan dengan awal bulan November lalu. Di pasar tradisional nusantara, harga rata-rata cabai merah dan cabai rawit merah sudah merangkak mendekati Rp 50 ribu per kilogram, sedangkan cabai rawit hijau sudah menyentuh Rp 38 ribu per kilogram.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Halo Pak Mendag! Harga Cabai Mulai 'Pedas' Nih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular