
Mau Libur Akhir Tahun Pengusaha Hotel Malah Gelisah, Kenapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Menjelang akhir tahun, pengusaha di sektor hotel dan restoran mewanti-wanti masyarakat agar tidak adanya refund atau pengembalian uang akibat pembatalan libur akhir tahun oleh pemerintah. Sebagai gantinya, pengusaha menyarankan adanya pergantian jadwal (reschedule) untuk tiket dan hotel yang sudah dibeli.
"Yang jadi masalah pemerintah mendadak mengubah kebijakan cuti bersama dipotong, ini nggak semua konsumen yang sudah booking mendapatkan kembali. Full refund agak rumit, nggak serta merta didapatkan karena kesalahan yang serta merta dari kita, tapi dari pemerintah sendiri, konteksnya sangat berbeda," kata Sekretaris Jenderal Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran kepada CNBC Indonesia, Senin (14/12).
Pembatalan reservasi bukan hanya berdampak pada hotel, namun juga ekosistem di dalamnya, misalnya pada restoran yang harus memesan banyak bahan baku. Maulana menyarankan agar masyarakat lebih memilih untuk reschedule daripada melakukan refund.
"Walau dari pariwisata terpuruk tapi dari demand side menggoda. Karena harga-harga yang diberikan pelaku usaha jauh sangat rendah walau momentum high season. Sekarang masyarakat dapat hotel bintang 5 harga bintang 3, harga pun akan sangat murah. Biasanya momentum high season naik karena supply lebih besar," jelasnya.
Akhir tahun ini praktis menjadi satu-satunya waktu yang ditunggu oleh kalangan pengusaha untuk bertahan hidup lebih lama. Jika melihat ke depan, momen high season yang bisa dimanfaatkan sudah tidak ada lagi di awal tahun depan.
"Tiga bulan awal setiap tahun itu menjadi low season, mengharapkan kegiatan pemerintahan pun cukup sulit karena pencairan anggaran biasanya di April," jelasnya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengumuman! Cuti Bersama 2021 akan 'Disunat'