Bos BPH Migas: Keadilan Energi Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
12 December 2020 16:30
Kepala BPH Migas M. Fanshurullah Asa. (Tangkapan layar CNBC TV)
Foto: Kepala BPH Migas M. Fanshurullah Asa. (Tangkapan layar CNBC TV)

Mataram, CNBC Indonesia - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengatakan BBM satu harga telah berdampak positif hingga ke seluruh pelosok negeri. Yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi secara luas.

Kepala BPH Migas, Fanshurullah Asa menjelaskan, BBM satu harga sangat membantu seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, dari pelaku bisnis besar hingga pelaku bisnis kecil seperti petani, nelayan, dan sebagainya. Artinya, BBM satu harga telah membantu masyarakat karena telah memberikan rasa keadilan dalam akses terhadap energi bahan bakar.

Dari kacamata Ifan, sapaan akrab Fanshurullah sebagai antitesis dari Teori Trickle Down Effect. Konsep trickle down effect dikenal dalam teori ekonomi sebagai pilihan strategi pembangunan. Teori ini dikenalkan oleh ekonom Albert Hirschman (1915-2012).

Teori trickle down effect menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang terpusat pada satu daerah bisa menetes ke daerah sehingga diharapkan terjadi pertumbuhan ekonomi. Namun, ia berpendapat, pertumbuhan ekonomi agar bergerak jika terdapat keadilan yang dimulai dari pinggiran daerah.

Menurut Ifan, pertumbuhan ekonomi bisa digerakkan jika terdapat keadilan yang dimulai dari pinggiran kota atau daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Peresmian BBM 1 harga di Mataram. (Dok: Pertamina)Foto: Peresmian BBM 1 harga di Mataram. (Dok: Pertamina)

Ifan mengatakan, pertumbuhan ekonomi sebaiknya jangan terpusat di kota, tapi juga di daerah. Agar perekonomian bisa berdampak luas kepada masyarakat yang berada di kawasan 3T.

"Kalau pertumbuhan ekonomi terpusat di kota, rakyat di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di Indonesia tidak akan tersentuh. Daerah 3T bukan jadi beban penderita di NKRI tapi pusat sebagai pertumbuhan ekonomi," ujar Ifan, Sabtu (12/12/2020) dalam acara Peresmian 44 Lembaga Penyalur Program BBM Satu Harga di Mataram, Nusa Tenggara Barat.

"Keadilan justru yang menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Bukan sebaliknya yang dengan pertumbuhan terpusat lalu menetes ke daerah untuk mewujudkan keadilan," kata Ifan melanjutkan.

Membangun dari pinggiran dengan mengutamakan keadilan ekonomi bagi masyarakat, kata Ifan merupakan bagian dari Nawacita Presiden Joko Widodo. Di mana, pemerintah berharap agar di masa yang akan datang wilayah terdepan, terpencil, dan tertinggal nantinya bisa menjadi kawasan baru penggerak pertumbuhan ekonomi.

Apa yang disampaikan Ifan terbukti di Natuna. Dalam kesempatan yang sama, Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal mengatakan sejak adanya BBM 1 Harga pada 2018, pertumbuhan ekonomi di daerahnya cukup drastis, naik 93,3% pada 2019.

"Dengan adanya BBM Satu Harga sejak 2018, waktu itu pertumbuhan ekonomi masyarakat di Natuna hanya baru 3%. Dengan adanya BBM 1 Harga ini, pada 2019 itu pertumbuhan ekonomi masyarakat di Natuna mencapai 5,8%," ujarnya.

"Karena dengan BBM satu harga ini BBM yang murah. Jadi nelayan itu lebih banyak lagi yang melaut, sehingga mendapat hasil yang lebih banyak. Dengan demikian, kesejahteraan masyarakat di Natuna itu meningkat," ujar Abdul melanjutkan.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga BBM di Pelosok Tojo Una Una Semurah di Jawa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular