Mendekati Target, Produksi Batu Bara RI Tembus 514 Juta Ton

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
10 December 2020 13:08
Aktivitas bongkar muat batubara di Terminal  Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, Senin (19/10/2020). Dalam satu kali bongkar muat ada 7300 ton  yang di angkut dari kapal tongkang yang berasal dari Sungai Puting, Banjarmasin, Kalimantan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)  

Aktivitas dalam negeri di Pelabuhan Tanjung Priok terus berjalan meskipun pemerintan telah mengeluarkan aturan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) transisi secara ketat di DKI Jakarta untuk mempercepat penanganan wabah virus Covid-19. 

Pantauan CNBC Indonesia ada sekitar 55 truk yang hilir mudik mengangkut batubara ini dari kapal tongkang. 

Batubara yang diangkut truk akan dikirim ke berbagai daerah terutama ke Gunung Putri, Bogor. 

Ada 20 pekerja yang melakukan bongkar muat dan pengerjaannya selama 35 jam untuk memindahkan batubara ke truk. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu bara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Produksi batu bara Indonesia sampai dengan hari ini, Kamis (10/12/2020) telah mencapai 514 juta ton atau sekitar 93,45% dari target produksi tahun ini yang dipatok sebesar 550 juta ton.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batu Bara Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sujatmiko.

Dia mengatakan, pandemi Covid-19 tidak mempengaruhi target produksi batu bara nasional.

"Kondisi Covid-19 tidak pengaruhi, target produksi batu bara tahun ini 550 juta ton. Per hari ini 10 Desember sudah 514 juta ton. Sektor Minerba bisa beradaptasi. Harapannya, di akhir tahun tidak jauh dari 550 juta ton. Inilah kita adaptasi," ungkapnya dalam acara 'Minerba Virtual Expo 2020', Kamis (10/12/2020).

Lebih lanjut dia mengatakan, target produksi batu bara pada 2021 masih sama dengan target produksi tahun ini, yakni 550 juta ton. Menurutnya, itu diputuskan dengan pertimbangan masih adanya pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19, di mana pemerintah mempertimbangkan kondisi penyerapan batu bara di dalam negeri serta pasar ekspor.

"Terhadap target 2021, pemerintah tetapkan 550 juta ton. Sama dengan tahun 2020. Karena apa? kita masih mempertimbangkan recovery akibat kondisi pandemi Covid-19 dalam penyerapan dalam negeri maupun untuk pasar ekspor," jelasnya.

Target produksi yang ditetapkan ini berbeda dari Rencana Strategis Kementerian ESDM 2020-2024 yang tercantum dalam Peraturan Menteri ESDM No.16 tahun 2020. Pada peraturan ini disebutkan bahwa produksi batu bara pada 2021 diperkirakan naik menjadi 609 juta ton.

Lalu, pada 2022 naik menjadi 618 juta ton, 2023 sebesar 625 juta ton, dan terus meningkat sampai 2024 dengan target produksi sebesar 628 juta ton.

Sementara untuk kebutuhan batu bara domestik (Domestic Market Obligation/ DMO) diperkirakan juga naik sebesar 21% menjadi 187 juta ton pada 2024 dari 2020 ini yang diperkirakan sebesar 155 juta ton.

Lalu pada 2021 kebutuhan batu bara domestik diperkirakan naik menjadi 168 juta ton, 2022 sebesar 177 juta ton dan 184 juta ton pada 2023.

Adapun cadangan terbukti batu bara pada 2020 ini diperkirakan mencapai 39,31 miliar ton. Namun pada 2024 diperkirakan turun 5,5% menjadi 37,15 miliar ton. Pada 2021 cadangan terbukti batu bara diperkirakan turun menjadi 38,78 miliar ton, lalu 38,25 miliar ton pada 2022, dan 37,70 miliar ton pada 2023.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produksi Batu Bara Tahun Depan Naik, Capai 609 Juta Ton

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular