
Menko Mahfud: Kepatuhan 3M di Pilkada Capai 92%

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM, Mahfud MD menyatakan pelaksanaan protokol kesehatan saat Pilkada Serentak di berbagai daerah di Indonesia sudah cukup baik. Tingkat kepatuhannya, menurut dia sudah di atas 92%.
Hal ini disampaikan Mahfud dalam Monitoring Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah secara virtual. Dengan indikator protokol kesehatan seperti menjaga jarak, masyarakat yang patuh dalam menggunakan masker sudah cukup tinggi dinilainya sudah cukup baik. Namun, masyarakat tetap harus waspada dan menjalankan protokol agar terhindar dari paparan virus Corona.
"Kita harus tetap berhati-hai, yang sekarang kita pakai protokol kesehatan. Saya lihat rata rata sudah di atas 92% ketaatan protokol kesehatan supaya dipertahankan terus menerus," ujarnya, Rabu (9/12/2020).
Namun, Mahfud berpesan, perhelatan pesta demokrasi ini masih berjalan panjang, mulai dari proses pemungutan suara, penghitungan, protes dari pihak yang kalah hingga penetapan resmi dari KPU. Sehingga kewaspadaan akan penularan virus Corona harus tetap menjadi perhatian meskipun kabar baiknya, sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Corona buatan Sinovac telah tiba di tanah air. Ia memperkirakan, vaksinasi massal dapat mulai dijalankan pada tahun depan.
"Penyebaran Covid itu akan terus terjadi dan dikendalikan sampai batas tertentu dan 2 hari lalu kita sudah mempunyai vaksin, sebanyak 1,2 juta. Januari selambatnya akan mulai penyuntikan untuk mengendalikan penyebaran virus," lanjut Mahfud.
Sementara itu pada kesempatan yang sama, Tim Pakar Satuan Tugas Covid-19 Dewi Nur Aisyah membeberkan, berdasarkan pemantauan penerapan protokol kesehatan di 34.014 titik di seluruh Indonesia dengan jumlah orang yang dipantau 227.492 orang menunjukkan, tingkat kepatuhan masyarakat dalam penggunaan masker di tengah Pilkada Serentak 2020 sebesar 96,59% Adapun, kepatuhan masyarakat untuk menerapkan jaga jarak fisik berada di kisaran 91,46%.
Sedangkan, bila dilihat dari zona risiko, ada 29 kabupaten kota yang berisiko tinggi, 220 lainnya berisiko sedang. Sedangkan 56 kabupaten kota berisiko rendah dan hanya 3 yang tidak ada kasus baru dan 1 tidak terdampak.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Soal Klaster Baru Covid-19 di Pilkada, Khawatirkah Mahfud MD?
