Bendung Covid-19, Satgas: Indonesia Bisa Contoh Thailand

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
04 December 2020 20:58
Wiku Adisasmito juru bicara gugus tugas percepatan penanganan Corona memberi Keterangan Pers Juru Bicara terkait Update Data Covid-19 Nasiona. (Youtube/Sekretariat Presiden)
Foto: Wiku Adisasmito juru bicara gugus tugas percepatan penanganan Corona memberi Keterangan Pers Juru Bicara terkait Update Data Covid-19 Nasiona. (Youtube/Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia- Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyatakan Indonesia dapat mencontoh Thailand dalam penanganan Covid-19. Thailand hingga kini hanya mencatatkan 4.053 kasus, dengan penambahan 14 kasus sehingga jumlah kasus aktifnya pun hanya 154 orang, dan angka kematian 60 orang. Padahal, Thailand termasuk negara pertama di luar China yang mencatatkan kasus.

"Mereka pertama kena kasus di luar China, tetapi kasusnya relatif sedikit. Memang bukan berarti dia selamanya begitu, tetapi mereka bisa begitu karena sistem kesehatannya mengakar sampai ke masyarakat," kata Wiku, Jumat (04/12/2020).

Pemerintah Thailand telah lama menjadikan kesehatan masyarakat sebagai prioritas utama dalam pemerintahan. Selain itu pemerintah negeri Gajah Putih tersebut serius dalam investasi kesehatan dari sisis infrastuktur, fasilitas, dan SDM, yang seluruhnya berfungsi di masa pandemi Covid-19 ini.

"Jadi surveillence dan masyarakat menjadi satu. Indonesia memang sudah telat, tapi bukan berarti tidak bisa mengejar. Justru karena sudah disrupsi saatnya kita mengejar sistem kesehatan di Indonesia supaya lebih preventif daripadi kuratif," ujarnya.

Hal tersebut harus dilakukan karena jumlah dokter dan tenaga kesehatan di Indonesia masih sedikit, begitu juga dengan fasilitas kesehatan. Sehingga harus dilakukan sosialisasi dalam pencegahan penyebaran penyakit, dan membuat masyarakat mengerti posisinya sebagai garda terdepan.

"Karena kondisinya sekarang ini berbahaya sekali untuk tenaga kesehatan, karena masyarakatnya tidak peduli," kata Wiku.

Dia menegaskan semuanya bisa dimulai dari kepemimpinan, bagaimana pemerintah daerah bisa menyentuh warganya untuk mematuhi protokol kesehatan dengan #pakaimasker, #jagajarak dan menghindari kerumunan, serta #cucitangan dengan sabun. Yang tidak kalah penting adalah mematahkan stigma negatif masyarakat untuk melancarkan 3T, yakni pengetesan untuk mencari pasien positif, tracing untuk mencari kontak erat, dan perawatan untuk mencegah fatalitas penyakit ini.

"Investasi kesehatan melalui kepemimpinan yang kolektif, kalau pemimpin bisa menggerakan semuanya dan masyarakat patuh bisa menjadi kekuatan besar. Kita harus bisa desentralisasi pola itu, kan pemimpin daerah tidak perlu menjadi penderita seperti Walikota Bogor, atau Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, semua bisa kena," jelas Wiku.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 3 Tahun Pandemi, Negara & Wilayah Ini Tetap Nol Kasus Corona

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular