
Sudah Negatif, Penyintas Covid-19 Masih Rasakan Sakit

Jakarta, CNBC Indonesia- Wali Jota Bogor Bima Arya menjadi salah satu pejabat yang terpapar Covid-19 di awal masa pandemi, dan melewatkan 22 hari dalam perawatan. Setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19, Bima menceritakan bahwa dirinya sebenarnya belum benar-benar sembuh.
Dia merasa kondisinya menurun setelah terpapar Covid-19 seperti mudah lelah dan merasa demam meriang, gejala ini juga dialami sebelum dinyatakan positif. Ketika itu dia bercerita mengalami gejala seperti demam berdarah namun disertai batuk-batuk.
"Selain cepat lelah, saya merasa seperti demam dan panas dari dalam padahal suhu badan normal jika diukur. Biarpun kondisi ini akan hilang kalau dibawa olahraga seperti lari atau sepedaan, tidak kerasa," kata Bima di Graha BNPB, Jumat (4/12/2020).
Sayangnya, setelah dirinya sembuh ada masyarakat yang tidak mempercayai dirinya benar-benar terpapar Covid-19. Bahkan dari survei yang dilakukan, 19% warga Bogor percaya Covid-19 hanyalah teori konsporasi, 29% percaya Covid-19 ada, dan 50% warga tidak sepenuhnya percaya adanya virus ini.
Bima pun menyadari pola komunikasi dan sosialisasi terkait pandemi kepada masyarakat harus diperbaiki. Nyatanya, bukan hanya masyarakat yang masih banyak tidak memahami, tetapi juga berbagai fasilitas kesehatan yang ada di Kota Bogor.
"Di Bogor kami yakin didasarkan edukasi, seperti hari ini tidal semua RS dan faskes paham mereka harus lapor masih tidak jelas antara apa yang harus dilakukan dan tidak. Kedua kita bicara kepatuhan, kapan tarik ulur untuk penting," katanya.
Hal senada diungkapkan oleh Lektor Kepala di Divisi Mikrobiologi Medik FKH IPB University Eko Sugeng Pribadi, yang juga menjadi survivor Covid-19.
Meski sudah dinyatakan terbebas dari Covid-19, dia merasa kondisi fisiknya belum 100% sehat, dan masih merasa agak susah bernapas panjang dan dalam.
"Kalau batuk suka sesak napas, kalau kegiatan yang membutuhkan napas panjang masih terbatas. Paling parah adalah kaki saya masih lemah. Kalau naik tangga belum bisa, apalagi untuk berlari," katanya.
Menurut Eko, sebelum dinyatakan positif dirinya pun lebih banyak bekerja dari rumah dan sudah mengurangi mobilitas.
"Kalau memungkinkan untuk tidak pergi kemana-mana lakukanlah, jika untuk menghindari stres terlalu lama di rumah bisa pergi ke tempat yang lebih aman dan tidak perlu berkerumun dan berkontak dengan orang tidak dikenal. Protokol kesehatan adalah kunci yang diikuti. Makanya saya juga bingung, kok bisa kena padahal saya banyak bekerja di rumah," papar Eko.
Satgas Penangan Covid-19 menegaskan protokol kesehatan dalam bentuk #pakaimasker, #jagajarak, dan #cucitangan merupakan hal yang paling efektif dalam mencegah penularan Covid-19.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 3 Tahun Pandemi, Negara & Wilayah Ini Tetap Nol Kasus Corona