
Vaksinasi Corona Makin Dekat, WHO Buat Sertifikasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang mempertimbangkan pembuatan sertifikat vaksinasi elektronik untuk masyarakat yang nantinya akan mendapatkan vaksin virus corona (Covid-19). Hal ini tercetus setelah Inggris menjadi negara pertama yang menyetujui penggunaan vaksin Covid-19.
"Kami melihat sangat dekat penggunaan teknologi dalam penanggulangan Covid-19 ini dan salah satunya adalah bagaimana kami dapat bekerja dengan negara anggota menuju sesuatu yang disebut sertifikat vaksinasi elektronik," kata pakar WHO Eropa Siddhartha Datta dalam jumpa pers online Kamis (3/12/2020), dikutip dari AFP.
Datta mengatakan sertifikat semacam itu akan memungkinkan dalam mengidentifikasi dan memantau orang-orang yang telah divaksinasi. Namun hal ini belum final sebab masih harus dibuat sesuai dengan hukum nasional tiap negara.
Namun sertifikat vaksinasi elektronik bukanlah paspor imunitas yang dapat menjamin bahwa pembawanya terlindungi dari penyakit karena mereka telah terinfeksi dan sembuh.
"Kami tidak merekomendasikan paspor kekebalan," kata Catherine Smallwood, petugas darurat senior WHO untuk Eropa.
Negara Estonia pada awal tahun 2020 lalu mulai menguji aplikasi yang dapat berfungsi sebagai semacam 'paspor kekebalan' digital, memungkinkan pengguna dengan antibodi untuk menunjukkan kepada pemberi kerja dan orang lain jika risiko mereka terpapar corona akan berkurang.
Sementara pada Rabu (2/12/2020), Inggris menjadi negara pertama yang menyetujui vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19, dan European Medicines Agency akan mengumumkan keputusannya paling lambat pada 29 Desember mendatang.
"Meskipun kami melihat sedikit penurunan dalam jumlah kasus di Eropa Barat, ini tidak berarti seluruh wilayah WHO Eropa menghadapi perbaikan dalam situasi epidemiologi," kata direktur regional WHO Eropa Hans Kluge.
"Kebangkitan sedang bergerak ke arah timur dengan negara-negara yang paling terpukul sekarang di Eropa tengah dan selatan," lanjutnya, menyerukan kepada pemerintah untuk tidak menurunkan kewaspadaan mereka dalam perang melawan pandemi.
Jika terjadi penurunan kasus, "pertimbangkan untuk meningkatkan infrastruktur kesehatan masyarakat dan bersiap untuk lonjakan berikutnya," tukasnya.
Data WHO Zona Eropa, yang mencakup 53 negara termasuk Rusia, mencatat lebih dari 19,3 juta infeksi dan lebih dari 433.000 kematian sejak dimulainya pandemi, dengan 1,5 juta kasus tercatat dalam tujuh hari terakhir.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WHO: Vaksin Covid Langka di 40 Negara Dunia