Internasional

Pemerintah Prancis Ancam Tutup 76 Masjid, Ada Apa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
04 December 2020 12:50
A woman walks her dog on the empty Champs Elysees avenue, with the Arc de Triomphe in background, in Paris, Thursday, Dec. 5, 2019. The Eiffel Tower shut down Thursday, France's vaunted high-speed trains stood still and teachers walked off the job as unions launched nationwide strikes and protests over the government's plan to overhaul the retirement system. (AP Photo/Francois Mori)
Foto: Ilustrasi ((AP Photo/Francois Mori))

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Prancis mengancam akan menutup 76 masjid di negeri itu. Masjid tersebut, melansir Russia Today, ditandai sebagai ancaman keamanan karena terkait aktivitas ekstremisme.

Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan hal ini Kamis (3/12/2020). Dalam sebuah wawancara dengan radio RTL, ia mengklaim beberapa wilayah terkonsentrasi dan memiliki masjid yang 'jelas anti-Republik'.



Ditulis pula, ini didukung data badan intelijen Prancis. Di mana mereka mengikuti para imam yang berkhotbah dengan ide yang ia sebut 'bertentangan dengan nilai kami'.

Meski begitu, ia menjamin, ini hanya sebagian kecil dari masjid yang ada di Prancis. Negeri itu memiliki 2.600 tempat ibadan umat Muslim.



"Dalam beberapa hari mendatang akan dilakukan pengecekan terhadap tempat ibadah tersebut. Jika keraguan ini dikonfirmasi, saya akan meminta penutupan mereka," katanya lagi, dikutip Jumat (4/12/2020).

Sementara itu, ia juga mengumumkan bahwa pemerintah telah menangkap 66 migran ilegal yang diduga 'radikal'. Mereka semua sudah dideportasi.

"Tindakan dirancang untuk membatasi ekstremisme agama," kata Darmanin.




Prancis tegang pasca kembali dimuatnya kartun yang disebut karikatur Nabi Muhammad oleh media satir Charlie Hebdo. Seorang guru menjadi sasaran pemenggalan karena aksinya menunjukkan karikatur tersebut di kelas.

Dua minggu setelahnya, tiga orang tewas dalam serangan di Nice. Migran Tunisia yang dilaporkan mengalami radikalisasi ditangkap.

Selain itu, kehebohan juga dibuat Presiden Prancis Emmanuel Macron. Beberapa komentarnya dianggap anti-Muslim.

Aksi boikot juga terjadi di sejumlah negara, seperti Qatar dan Turki. Di Negeri Sufi, seruan datang langsung dari Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Langkah ini sempat ditakutkan akan membawa ekonomi Prancis makin dalam di jurang resesi. Prancis terjerembab dalam pelemahan ekonomi tiga kuartal berturut-turut secara tahunan (yoy) karena corona (Covid-19).

Di mana PDB Q3 secara tahunan (yoy) -4,3%. Sebelumnya di Q1 dan Q2 di basis yang sama ekonomi juga berkontraksi, -5,7% dan -18,9%.




(sef/sef) Next Article Pensiunan 'Dipaksa'Kerja, Prancis Nyaris Chaos & Lumpuh

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular