
Jokowi Sebut Kasus Aktif Covid-19 Rendah, Fakta/Fatamorgana?

Meski secara tren tes Covid-19 yang dilakukan di dalam negeri terus mengalami kenaikan tetapi jumlah tes yang dilakukan setiap harinya cenderung fluktuatif dan inkonsisten.
Berat memang untuk menjaga konsistensi jumlah tes Covid-19 di Tanah Air ketika akses tes yang akurat tidak merata, belum lagi masalah logistik dan geografis. Apalagi contact tracing juga tidak dilakukan secara ketat.
Jumlah tes per hari rata-ratanya memang sudah menyentuh angka 35.000 orang. Namun jika melihat size kasus dan populasi penduduknya jumlah tes yang dilakukan di Indonesia masih sangatlah kecil. Apalagi jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang populasi dan jumlah kasusnya besar.
Dengan 269 juta penduduk Indonesia, jumlah tes yang dilakukan per 1 Desember lalu hanya 14/1000 orang. Jumlah ini jauh lebih kecil dari negara-negara Asia Tenggara lain. Bahkan lebih kecil juga dari Filipina yang mencapai 50/1000 orang.
Pernyataan Pak Jokowi soal kasus aktif yang rendah bisa jadi bahan renungan. Untuk saat ini kasus aktif boleh saja lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata global, akan tetapi kalau itu lebih dikarenakan inkonsistensi dan rendahnya tes yang dilakukan serta parameter kesembuhan yang belum jelas apakah angka tersebut tidak menimbulkan tanda tanya?
Apakah angka tingkat kesembuhan tersebut valid dan representatif mewakili kondisi riil di lapangan? Harus benar-benar jeli dan kritis dalam melihat data dan angka seperti ini. Tidak bisa langsung ambil kesimpulan karena satu data pandemi antar indikator punya keterkaitan dan tidak bisa berdiri-sendiri untuk menjadi cerita yang utuh.
(twg/twg)