Saat Bos BI Mengaku Kalah

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
30 November 2020 16:02
Live Streaming Pembacaan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan BI November 2020 Cakupan Triwulanan. (Tangkapan layar youtube BI)
Foto: Gubernur BI Perry Warjiyo

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia sebagai negara yang memiliki mayoritas penduduk muslim belum bisa mengalahkan China, Jepang, dan Korea Selatan dalam memajukan industri syariah.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan industri syariah merupakan suatu pendekatan modal bisnis dan keuangan, yang tidak ada kaitannya dengan persoalan agama. Industri syariah di sebagian negara maju telah menjadi tren.

"Bahkan di sejumlah negara yang bukan mayoritas penduduknya muslim, itu pesat. Seperti China merupakan negara eksportir baju muslim terbesar. Korea Selatan dengan produk kosmetik halalnya dan Jepang dengan pariwisata halalnya. Bahkan Thailand memiliki visi sebagai negara dapur halal dunia," jelas Perry dalam webinar Percepatan Pengembangan Pasar Modal Syariah, Senin (30/11/2020).

Kendati demikian, di dalam laporan State of Global Economic Report tahun 2020, Indonesia telah menempati posisi 10 besar dalam menjalankan bisnis industri syariah.

"Misalnya dari industri halal food, kita (Indonesia) menempati nomor empat. Fashion muslim Indonesia nomor tiga setelah UAE (United Arab Emirates) dan Turki," jelas Perry.

Indonesia, menurut Perry juga berpeluang bisa mengejar dalam kosmetik halal. Saat ini kosmetik halal produk Indonesia masih menempati posisi nomor enam dari puluhan dunia lainnya.

Sama halnya dengan industri produk komestik halal, pariwisata halal di Indonesia masih menempati nomer enam. Sementara untuk industri keuangan syariah, Indonesia menempati urutan ke-10.

Oleh karena itu, kata Perry, Indonesia harus terus menggenjot dan mengembangkan keuangan dan ekonomi syariah. Terlebih Indonesia memiliki potensi besar karena merupakan negara yang memiliki penduduk muslim terbesar di dunia.

"Dengan arahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden kami membentuk komite nasional ekonomi keuangan syariah," katanya.

Perry menuturkan melalui pembentukan komite tersebut, maka perkembangan pasar keuangan dan ekonomi syariah bisa ditingkatkan. Targetnya, kata dia, Indonesia bisa menjadi pemain di pasar keuangan dan ekonomi syariah di kancah global.

"Sebelumnya banyak fokus di perbankan, tapi sejak 2015 pengembangan ekonomi dan keuangan syariah itu semakin diperluas dari keuangan, perbankan, pasar modal dan mobilisasi zakat wakaf produktif," tuturnya.

Sebelumnya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin juga pernah menyampaikan keinginan agar RI menjadi pemain global industri produk halal. Pasalnya, saat ini pengekspor produk halal dunia masih didominasi oleh negara berpenduduk non muslim.

Sedangkan Indonesia sebagai negara muslim terbesar dunia hanya kebagian sebagai konsumen terbesar produk halal dengan total belanja sebesar US$214 miliar pada 2018.

Angka tersebut setara dengan Rp3.060 triliun (kurs Rp14.300) dan hanya produk makanan dan minuman saja. Sementara, ekspor produk halal Indonesia hanya berkisar sebesar 3,8 persen dari pasar halal global.

"Pasar ekspor produk halal masih didominasi oleh negara-negara yang bukan mayoritas berpenduduk muslim," katanya pada sambutan Indonesia Islamic Festival (IIFEST) 2020.




(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Berita Duka, Pungky P Wibowo Direktur Eksekutif BI Wafat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular