
Lanjut Rally, Saham BUMI Ditutup Naik 2,63% di Sesi I

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ditutup menguat 2,63% atau di level Rp 78/saham pada penutupan perdagangan sesi I, Jumat (24/11/2020). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham emiten batu bara ini hingga akhir sesi I bergerak di posisi Rp 76-80/saham.
Sebanyak 789,88 juta lembar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi Rp 60,22 miliar. Investor domestik tampak mendominasi aksi jual beli saham BUMI dibandingkan investor asing, tercatat 49,68% atau Rp 59,8 miliar aksi beli oleh investor domestik dengan 764,9 juta saham. Sementara 46,17% atau Rp 55,6 miliar investor domestik melakukan aksi jual dengan 711 juta saham.
Sementara dari aksi jual beli investor asing tidak banyak pergerakan, aksi beli investor asing 0,32% atau senilai Rp 387,2 juta dengan 5 juta saham. Kemudian aksi jual investor asing sedikit lebih tinggi 3,83% atau Rp 4,6 miliar dengan 58,8 juta saham.
Tahun depan China diperkirakan akan membeli batu bara Indonesia senilai US$ 1,47 miliar atau sekitar Rp 20,6 triliun. Hal tersebut berdasarkan Nota Kesepahaman (MoU) antara Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) dengan China Coal Transportation and Distribution yang ditandatangani pada Rabu (25/11/2020).
Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan produsen batu bara yang tidak hadir dalam penandatanganan kerja sama juga bisa ikut dalam kerja sama tersebut. Salah satu perusahaan yang belum hadir pada saat penandatanganan kerja sama adalah Bumi Resources
Sebelumnya, Director & Corporate Secretary BUMI Dileep Srivastava mengatakan selama ini kontribusi ekspor batu bara ke China sebesar 15-20%. Menurutnya perusahaan juga akan tetap mengekspor batu bara ke negara tersebut dengan potensi yang ada.
"Kami memproduksi sekitar 85 juta ton pada 2020, tetapi kemampuan produksi kami lebih tinggi hingga 90-100 juta ton per tahun, dalam kondisi pasar yang sempurna," kata Dileep saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (26/11/2020).
Dia mengatakan perusahaan optimistis pada pasar batu bara tahun depan, terutama dengan adanya vaksin Covid-19. Selain itu di pasar global, setelah adanya pemilihan presiden Amerika Serikat diproyeksikan beberapa konflik ekonomi global akan mereda. Dengan begitu permintaan batu bara pun diperkirakan akan meningkat.
"Strategi kami adalah memprioritaskan penjualan domestik, melindungi dan memperkuat pangsa pasar di luar negeri," katanya.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BUMI Resources Ungkap Strategi Dongkrak Kinerja Keuangan