Pengusaha Hotel Kecewa Berat Libur Akhir Tahun Mau Batal!

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
26 November 2020 17:46
Hotel Rancamaya
Foto: R Rancamaya hotel (Istimewa Rancamaya Hotel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan pelaku usaha hotel mengaku kecewa dengan pertimbangan kebijakan yang mungkin bakal diambil pemerintah, yakni dalam membatalkan cuti bersama dan libur panjang pada akhir tahun mendatang.

Padahal, pengusaha hotel sudah sangat berharap banyak bisa mendapat perputaran uang dari siklus tahunan tersebut, sebagai pengganti libur Lebaran 2020 yang ditunda ke akhir tahun.

"Kenapa kecewa? Karena di setiap momentum liburan ada harapan bagi pelaku hotel dan restoran. Kalau ada pergerakan, ada pertumbuhan okupansi. Okupansi ini dibutuhkan pelaku usaha karena mereka memang butuh demand. Ini udah bulan ke-9 dan Desember masuk bulan ke-10 (masa pandemi)," kata Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran kepada CNBC Indonesia, Kamis (26/11).

Bagi pelaku usaha perhotelan, harapan untuk mendapatkan omset atau perputaran uang dari momen liburan sudah diharap-harap sejak beberapa bulan silam. Terbitnya SKB 3 Menteri Nomor 440 Tahun 2020, 03 Tahun 2020 dan 03 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan dan Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 728 Tahun 2019, Nomor 213 Tahun 2019, Nomor 01 Tahun Tahun 2019 Tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2020.

Aturan tersebut diteken oleh Menag Fachrul Razi, Menaker Ida Fauziyah, dan MenPAN-RB Tjahjo Kumolo pada 20 Mei 2020.

Keluarnya aturan tersebut memberi harapan bahwa akan ada libur panjang dan sektor pariwisata bakal kembali bergeliat. Sayangnya, harapan itu ada kemungkinan bakal pupus. Alhasil, sektor ini bakal dibayangi sepi hingga beberapa bulan lagi. Bisa dibilang libur panjang akhir tahun adalah kesempatan terakhir pelaku usaha hotel meraup pendapatan.

"Mesti diingat, begitu masuk 2021 kondisi sudah low season, dan umum tiap tahun sampai 3 bulan ke depan dari Januari sampai Maret. Berarti akan terjadi 13 bulan low okupansi, itu permasalahan utama. Kebayang nggak mereka bisa bertahan. Ketika pemerintah mau buat kebijakan, nggak bisa pukul rata semua sektor," sebut Maulana.

Namun kebijakan tersebut masih terus dibicarakan. Berdasarkan sumber, pemerintah tengah menyusun daftar cuti terbaru bersama.

"Mau dirapatkan lagi dalam beberapa hari ke depan untuk revisi. Rapat dipimpin Menko PMK," kata Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo melalui pesan singkat.

Nah muncul skenario cuti bersama akhir tahun seperti ini :

Kamis, 24 Desember 2020: Cuti Bersama Hari Raya Natal

Jumat, 25 Desember 2020: Libur Nasional Hari Raya Natal

Senin, 28 Desember 2020: Masuk

Selasa, 29 Desember 2020: Masuk

Rabu, 30 Desember 2020: Masuk

Kamis, 31 Desember 2020: Masuk

Jumat, 1 Januari 2021: Libur Nasional Tahun Baru 2021 Masehi

Total hanya ada 2 hari libur nasional dan 1 hari cuti bersama.

Namun, skenario ini masih dibahas di antar kementerian. Jadi tunggu hasil akhirnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menkeu: Libur Panjang, Konsumsi Tak Terdongkrak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular