Miris Tol Sumatera Sepi Sampai Rawan Begal, Inikah Pemicunya?

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
26 November 2020 16:52
Joko Widodo resmikan jalan tol lintas sumatera
Foto: Biro Kementerian PUPR

Jakarta, CNBC Indonesia - Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang ruas-ruas utamanya mulai tersambung kini masih sepi pengguna. Hal ini menyebabkan adanya kerawanan terjadi tindak kejahatan seperti begal, bajing loncat, dan sebagainya. Lokasi tertentu seperti Mesuji dan Kayu Agung di sisi selatan dianggap paling rawan.

Kenapa Tol Trans Sumatera bisa sepi?

Persoalan tarif yang tinggi diduga jadi penyebabnya. Executive Vice President Hutama Karya Muhammad Fauzan buka suara mengenai hal ini. Menurutnya, perkara penetapan tarif sepenuhnya wewenang pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Saat ini tarif tol yang berlaku di JTTS sudah sesuai dengan SK Penetapan Tarif yang ditentukan oleh Kementerian PUPR selaku regulator," kata Fauzan kepada CNBC Indonesia, Kamis (26/11/20).

Terpisah, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, Danang Parikesit juga ikut angkat suara. Ia menjelaskan bahwa penetapan tarif diatur sesuai ketentuan PP No.15/2005 tentang Jalan Tol.

"Tarif tol dihitung dengan mempertimbangkan kemampuan bayar pengguna jalan tol, besar keuntungan biaya operasi kendaraan, dan kelayakan investasi," kata Danang kepada CNBC Indonesia, Kamis (26/11/20).

Adapun jika dalam penyelenggaraan jalan tol ternyata masyarakat kurang tertarik, maka sudah menjadi tanggung jawab operator atau Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Operator Tol Trans Sumatera adalah Hutama Karya.

"Risiko traffic ada pada BUJT tapi kita mendorong daerah untuk bisa menjadikan investasi jalan tol sebagai pendongkrak pertumbuhan ekonomi dan peningkatan lalu lintas," beber Danang Parikesit.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Hutama Karya Budi Harto buka-bukaan mengenai kondisi Tol Trans Sumatera. Ia menjelaskan bahwa banyak tantangan dalam operasional tol pada masa-masa awal saat ini.

"Yang pertama, adanya truk-truk yang besar, istilahnya adalah ODOL, over dimension over load. Ini merusak jalan tol dan juga mengancam keselamatan pengguna tol. Karena keberadaannya ini tidak standar dengan desain jalan tol ini," ujarnya dalam sebuah webinar, Rabu (25/11/20).

Selain itu, dia mengakui bahwa sampai saat ini traffic tol masih rendah, hal ini berdampak pada sejumlah persoalan lain.

"Dengan trafik yang rendah ini mengundang kejahatan. Oleh karena itu kami menyediakan patroli tiap saat, sehingga para pengguna tol ini akan aman dari gangguan keamanan di sekitar tol," urainya.

Kendati begitu, ia menegaskan bahwa Hutama Karya menyediakan fasilitas penyelamatan, kesehatan, dan juga pengamanan kendaraan.

Tarif di Trans Sumatera di setiap ruasnya lebih tinggi dari ruas-ruas tol di Jawa karena ruasnya panjang-panjang. Misalnya ruas Terbanggi Besar - Pematang Panggang-Kayu Agung sepanjang 189 Km. Tarif dari Terbanggi Besar hingga Kayuagung untuk Golongan I adalah Rp 170.500, selanjutnya Golongan II Rp 255.500, Golongan III Rp 255.500, Golongan IV Rp 341.000 dan Golongan V Rp 341.000. Artinya untuk golongan I tarif per km sekitar Rp 902.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Tol Trans Sumatera Ekonomi Bisa Mutar Ratusan Triliun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular