Saat Jokowi Bilang Dakwah Itu Merangkul, Bukan Memukul

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
26 November 2020 09:40
Presiden Joko Widodo pagi tadi melaksanakan salat Iduladha 1439 Hijriah di Lapangan Tegar Beriman, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu, 22 Agustus 2018. Tiba sekira pukul 06.05 WIB, Presiden terlihat mengenakan setelan jas, kemeja putih, dan bersarung lengkap dengan peci hitam. (Biro Setpres RI)
Foto: Biro Setpres RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mendukung penuh ikhtiar Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam mewujudkan Islam rahmatan lil 'alamin (rammat bagi alam semesta) dalam kehidupan bangsa yang majemuk.

Corak keislaman di Indonesia identik dengan pendekatan dakwah kultural yang persuasif dan damai, tidak menebar kebencian, jauh dari karakter ekstrem dan merasa benar sendiri.

Hal tersebut dikemukakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sambutannya melalui video konferensi pada Musyawarah Nasional X MUI, seperti dikutip melalui keterangan resmi, Kamis (26/11/2020)

"Hal ini menunjukkan bahwa semangat dakwah keislaman kita adalah merangkul, bukan memukul. Karena hakikat berdakwah adalah mengajak umat ke jalan kebaikan sesuai akhlak mulia Rasulullah saw.," kata Jokowi

Jokowi mensyukuri bahwa ikhtiar MUI didukung oleh semua elemen bangsa yang menyadari untuk hidup berdampingan dan bekerja sama demi kebaikan dan kemajuan bangsa.

"Ini modal berharga kita sebagai sebuah bangsa yang belum tentu dimiliki oleh negara-negara lain," imbuh mantan Gubernur DKI ini.

Pada kesempatan tersebut, Jokowi juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada semua jajaran pengurus MUI pusat dan daerah di seluruh Indonesia atas perannya menjadi jembatan komunikasi antara ulama dengan pemerintah.

Selain itu, juga atas kontribusinya dalam mencerdaskan dan memberdayakan ekonomi umat sehingga terbangun hubungan yang harmonis dan kondusif, bukan hanya di internal umat Islam, tapi juga kerukunan antarumat beragama di seluruh penjuru negeri.

"Dalam perjalanannya, Majelis Ulama Indonesia telah menjadi tenda besar umat Islam, sebagai khadimul ummah, sebagai pelayan umat, dengan komitmen dan peran yang telah teruji dalam membimbing, membina dan mengayomi umat Islam di manapun berada," ungkapnya.

Saat ini, pemerintah terus mengerahkan semua sumberdaya untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19. Pemerintah berupaya menyeimbangkan penanganan kesehatan dengan penanganan ekonomi.

Kepala Negara memberikan apresiasi yang tinggi pada langkah responsif MUI dalam mencegah penularan Covid-19 dengan menyusun sejumlah fatwa dan panduan beribadah untuk memastikan keamanan dan kemudahan umat saat beribadah.

"MUI juga sangat konsisten menyuarakan pentingnya kita mematuhi protokol kesehatan dalam setiap kegiatan, termasuk kegiatan beribadah dan berdakwah. Mengutamakan keselamatan jiwa di tengah ancaman pandemi merupakan prinsip kemaslahatan syariat Islam," jelasnya.

Keterlibatan aktif MUI untuk mengajak umat disiplin menjalankan protokol kesehatan akan menjadi teladan yang baik. Dengan keteladanan para ulama, para habaib, dan tokoh masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan, Jokowi yakin tugas berat pemerintah akan menjadi semakin ringan.

"Dalam kesempatan mulia ini, saya mohon MUI juga dapat membantu mengawal program vaksinasi yang akan segera kita lakukan sebagai jalan keluar untuk mengatasi pandemi agar kesehatan masyarakat bisa cepat pulih dan ekonomi bisa bangkit kembali," tandasnya.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article MUI: Tak Bisa Disamakan Kerumunan Jokowi dengan Rizieq Shihab

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular