Jadi Episentrum Covid-19, Benarkah RS di Jateng Mulai Penuh?

Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
25 November 2020 13:43
Ganjar Pranowo Jelaskan Skenario Penerapan PSBB di Jawa Tengah (CNBC TV )

Jakarta, CNBC Indonesia- Provinsi Jawa Tengah mencatat kasus aktif virus corona (Covid-19) sebanyak 11.109 orang, pada Selasa (24/11/2020). Hal ini menjadikan Jateng sebagai episentrum penularan Covid-19 dengan kasus aktif Covid-19 tertinggi di Indonesia saat ini, mengalahkan DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Berdasarkan data dari situs covid19.go.id, Jateng yang dipimpin oleh Gubernur Ganjar Pranowo mencatat ada 10 kota/kabupaten dengan status zona merah alias risiko tinggi penularan Covid-19. Kota tersebut adalah Sragen, Pati, Boyolali, Brebes, Kendal, Sukoharjo, Kabupaten Tegal, Kota Tegal, Pemalang, dan Banjarnegara.

Sementara itu, 25 kabupaten/kota lainnya di Jateng berstatus risiko sedang atau zona oranye. Kota-kota ini di antaranya Solo, Semarang, Klaten, Jepara, Salatiga dan lain-lain.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kesehatan), Jateng menambah 928 kasus baru pada hari ini sehingga totalnya menjadi 49.313 orang. Ini merupakan pertambahan kasus harian tertinggi kedua setelah DKI Jakarta.

Sementara itu, pasien sembuh di Jateng pada hari yang sama bertambah 300 orang meningkatkan akumulasi penyintas menjadi 36.051 orang. Adapun kasus kematian di Jateng bertambah 13 orang sehingga totalnya menjadi 2.153 orang.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyatakan akibat peningkatan kasus Covid-19 di Jateng, rumah sakit dan fasilitas Intensive Care Unit (ICU) mulai mengalami kenaikan tingkat keterisian atau okupansi.

"Jawa Tengah mencatat tingkat keterisian ICU sebanyak 80%, sementara isolasi sebanyak 77,4%," ujar Wiku, Selasa (24/11/2020).

Okupansi ICU di Jateng lebih tinggi dibandingkan Jakarta yang tercatat 69,57%, Jawa Barat 73,45% dan Jawa Timur 54,8%. Adapun okupansi fasilitas isolasi di Jateng lebih tinggi dari DKI Jakarta sebanyak 71,66% dan Jawa Timur 57,43%.

Meski demikian, dalam pernyataan tertulis Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan bahwa kapasitas rumah sakit di Jateng masih mencukupi. "Meski kasus tinggi karena tes digencarkan, namun untuk tempat tidur, ICU masih aman. Beberapa rumah sakit juga melakukan penambahan," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo membenarkan ada perbedaan data antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan pusat. Pihaknya mengatakan akan terus berkoordinasi untuk menyelesaikan persoalan itu.

Yulianto merinci, sebanyak 3.551 orang pasien terkonfirmasi Covid-19 di Jawa Tengah dirawat di rumah sakit. Adapun 3.944 orang pasien menjalani isolasi mandiri.

Yuli menuturkan, ketersediaan ICU untuk pasien Covid-19 masih mencukupi. Dari 402 ruang ICU untuk pasien Covid-19, yang terpakai 253 ruangan (62,9%). Adapun total ruang isolasi RS Covid-19 sebanyak 5.124 dan baru terpakai 3.889 (75,9%).

Wiku Adisasmito menegaskan akan ada beberapa langkah untuk mengantisipasi apabila kondisi Rumah Sakit mulai penuh.

"Jika kenaikan pasien 20-50% maka RS bisa menampung lonjakan dua kali lipat. Jika kenaikan lebih dari 50-100% maka RS dapat menggunakan ruang perawatan umum menjadi ruang perawatan pasien covid-19," katanya.

Dia juga menambahkan, RS bisa mendirikan tenda di area RS atau mendirikan RS lapangan atau RS darurat apabila tingkat kepenuhannya lebih dari dua kali lipat.

"Berkaca dari sini, masih tingginya penularan di masyarakat, oleh karena itu, saya meminta masyarakat untuk terus secara disiplin menjalankan 3M, #mencucitangan, #memakaimasker, #menjagajarak serta menjauhi kerumunan," pungkasnya.

Updated: Tambahan konfirmasi dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dipimpin Jateng, Gelombang Kematian Covid-19 Terus Membesar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular