
Kata Luhut, Food Estate tidak akan Terabas Hutan Lindung RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan buka-bukaan soalĀ lumbung pangan atau food estate dalam acara Jakarta Food and Security Summit ke-5 Tahun 2020 yang berlangsung pada Kamis (19/11/2020).
Luhut menjelaskan, food estate merupakan Program Strategis Nasional (PSN) 2020-2024. Nantinya akan dibangun lumbung pangan di dua provinsi, yaitu Sumatra Utara dan Kalimantan Tengah.
"Pertama, di Provinsi Sumatera Utara, untuk menanam tiga komoditas paling tidak yakni induk kentang, bawang merah, bawang putih, wortel dan juga beberapa tanaman lainnya," ujar Luhut.
"Di Provinsi Kalimantan Tengah, khusus padi dan singkong dan tentu juga akan bisa dikembangkan dengan yang lain. Pemilihan dua lokasi kawasan food estate tadi tentunya dilakukan melalui serangkaian kajian lingkungan dan proses peralihan fungsi kawasan hutan lewat survei lapangan. Dengan begitu kawasan ini tidak melewati batas hutan lindung atau areal konservasi lainnya," lanjutnya.
Luhut bilang food estate akan menjadi contoh bagi penerapan korporasi pertanian dari hulu ke hilir, dari budidaya pasca panen hingga masuk ke industri pertanian.
"Kita harapkan melalui program ini bisa terwujud kawasan hortikultura dan pertanian terpadu yang berdaya saing ramah lingkungan dan modern yang asilnya bisa didapatkan oleh petani dalam jumlah besar pula," kata Luhut.
Eks Kepala Kantor Staf Presiden itu pun menyebut dalam pengembangan food estate, petani dan pemerintah tidak bisa bekerja sendiri sehingga perlu melibatkan korporasi, baik BUMN maupun swasta melalui pola penerapan pola public private partnership.
Kemudian, menurut Luhut, pemerintah juga sedang mendorong transformasi digital melalui gerakan penjualan secara daring bagi pelaku UMKM. Termasuk bagi petani, peternak, dan nelayan.
Kemarin, di acara yang sama, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bercerita mengenai perkembangan terkini food estate di Kalten dan Sumut.
"Pemerintah juga sudah mencanangkan pengembangan kawasan food estate di eks Proyek Lahan Gambut di Kalimantan Tengah seluas 165 ribu hektare. Di sini ini bukan di kawasan gambut, ini adalah seluruhnya merupakan lahan aluvial," ujar Basuki.
Dari 165 ribu hektare, katanya, kondisi irigasi yang baik itu adalah Belanti yang sudah ditinjau oleh Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo) untuk penanaman baru. Kawasan dengan kondisi baik itu seluas 28 ribu hektare.
Kemudian, menurut Basuki, kondisi yang harus direhabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi dan pengolahan tanahnya seluas 134 ribu hektare. Khusus untuk tahun ini, pengembangan food estate difokuskan pada pilot project di lahan seluas 2.000 hektare di Dadahup.
"Ini sedang kita kerjakan sejak awal November ini. Sedangkan sisanya akan dikerjakan pada 2021," kata Basuki.
Dari sisi kadar PH dan air, Ia memastikan kondisinya sudah aman, yaitu di kisaran 5,0. Kendati demikian, Basuki menyebut ada satu masalah krusial yaitu yang berkaitan dengan irigasi.
"Irigasinya memang sudah tersumbat sehingga sekarang kita lagi tingkatkan kita rehabilitasi untuk bisa mengalirkan irigasi," ujarnya.
Spesifik di Dadahup, Basuki bilang ada 2.000 hektare yang sedang digarap Kementerian PUPR. Perbaikan irigasi dari primer hingga kuarter dilakukan.
"Jangan dibayangkan seperti irigasi teknis biasa di lahan kering tapi ini di rawa. Jadi primernya sangat besar, kuarternya sangat besar. Dulu dipakai untuk transportasi klotok. Namun sekarang karena ada jalan-jalan sudah dibangun oleh pemerintah provinsi, kabupaten, pusat, klotoknya sudah jarang dipakai bahkan tidak dipakai sehingga kita bisa lebih mudah mengatur jaringan irigasinya," kata Basuki.
"Dulu kalau kita pakai pintu bisa dibuka oleh masyarakat karena digunakan untuk transportasi. Jadi ada conflicting use jaringan irigasi. Untuk irigasi dan transportasi sehingga kita harus mendesain yang lebih rumit," lanjutnya.
Selain di eks Proyek Lahan Gambut (PLT), pemerintahan Presiden Joko Widodo juga ingin mengembangkan food estate dengan fokus utama komoditas di Kabupaten Gunung. Khusus untuk komoditas ini, Kementerian Pertahanan di bawah komando Menteri Pertahanan Prabowo Subianto merupakan leading sector.
"Karena ini sangat dibutuhkan, tidak hanya untuk industri, tapi juga untuk substitusi padi nanti ke depan," ujar Basuki.
Menurut dia, pemerintah akan mengembangkan singkong di lahan seluas 60 ribu hektare. Untuk tahun ini dan tahun depan, ada 12 ribu hektare yang akan dikembangkan.
"Kami dari Kementerian PUPR ini akan lebih ke arah kebun. Jadi menyiapkan jalan kebunnya, kemudian untuk irigasinya mungkin dari irigasi primer," kata Basuki.
Selain di Kalteng, pemerintah juga mengembangkan food estate di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Fokus di sana adalah komoditas hortikultura seperti bawang putih hingga kentang.
"Kami juga mengembangkan pembangunan jalan akses dan utama di Hambung Hasundutan," ujar Basuki.
Ia juga menyinggung keterlibatan usaha kecil dan menengah (UKM) dalam pengembangan food estate. Salah satunya adalah dalam bentuk big gun sprinkler atau alat penyemprot air dalam radius minimal 100 meter.
"Sudah kita uji di Balai Irigasi Bekasi dan ini kemarin kita coba di Humbang Hasundutan. Kami sudah pesan 1.000 big gun sprinkler untuk bisa dipakai di Humbang Hasundutan. Ini kita mengembangkan dengan 17 UMKM yang line production-nya dikomandoi satu UKM di Bandung. Alhamdulillah ini bisa kembangkan saat pandemi," kata Basuki.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luhut Bicara Lumbung Pangan Danau Toba, Siapkan Lahan 2000 Ha