RI Jadi Negara Tajir? Mungkin Ngga Sih Bu Sri Mulyani?

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
18 November 2020 14:55
Forum Diskusi Sektor Finansial denganl tema
Foto: Forum Diskusi Sektor Finansial denganl tema "Kondisi Sektor Keuangan Terkini Serta Meneropong Ekonomi 2021". (Tangkapan layar CNBC Indonesia_

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ingin Indonesia bisa menjadi negara berpendapatan tinggi di 2045. Meski tidak mudah, tapi ia menilai Indonesia sudah memiliki modal untuk mewujudkan hal tersebut.

Menurutnya, ada dua dua langkah yang harus dilakukan untuk mencapai hal tersebut yakni dengan inovasi dan produktivitas yang tinggi. Untuk produktivitas yang tinggi harus didukung dengan kemampuan SDM atau tenaga kerja yang baik.

Selain itu, infrastruktur yang memadai juga menjadi modal untuk membawa Indonesia menjadi negara berpenghasilan tinggi. Karenanya, pemerintah akan melanjutkan pembangunan infrastruktur yang selama ini masih menjadi tantangan terbesar.

"Kita untuk mencapai itu perlu persyaratan dan persyaratannya tidak mudah, apakah berkaitan infrastruktur yang harus terus dibangun dan memadai, baik dalam kuantitas maupun kualitas. SDM Indonesia yang harus ditingkatkan kualitasnya dan kemampuan karakternya, kemampuan skillnya," ujarnya dalam webinar, Rabu (18/11/2020).

Dengan langkah tersebut, ia pun berharap Indonesia tidak akan terjebak menjadi negara berpendapatan menengah. Sebab, ia menilai banyak negara yang terjebak dan berpuluh-puluh tahun menjadi negara berpendapatan menengah.

Apalagi saat ini, Indonesia dinilai masih menjadi negara yang tidak efisien dan kalah dengan negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam yang berada di level 3. Hal ini terlihat dari Rasio Produktivitas atau Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia yang cukup tinggi.

Pada 2019, ICOR Indonesia mencapai level 6,77, menurun dari 2018 yang berada di level 6,44.

"Kalau ekonom banyak yang mengatakan Indonesia ICOR-nya tinggi, kalau kita bisa tumbuh 1% dibutuhkan capital yang jauh lebih tinggi dari negara lain, itu menggambarkan kalau ekonomi kita belum seefisien negara lain," jelasnya.

Dengan kondisi ini maka ia menilai produktivitas dan inovasi harus terus dilakukan. Selain itu juga transformasi di segala bidang juga harus dilakukan.

"Oleh karena itu Reform di sektor pendidikan dilakukan, juga dari sisi kemampuan kita mengadopsi teknologi kita memerlukan berbagai dari mulai kehamilan, kualitas infrastruktur digital, kemampuan untuk membuat teknologi yang sifatnya bisa adoptable, itu semua menjadi satu yang perlu dipecahkan bersama," tutupnya.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anggaran Pemulihan Ekonomi Sudah Disebar Rp 579 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular