Basuki Pilih Terowongan Tol Ketimbang Pangkas Bukit, Kenapa?

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
16 November 2020 17:07
Proyek pembangunan terowongan Notog BH 1440 merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional. Terowongan ini dibangun tembus gunung di antara rimbunan hutan.
Foto: Dokumetasi PT PP (Persero)

Jakarta, CNBC Indonesia - Satu per satu pembangunan terowongan berbasis jalan bebas hambatan atau tol semakin berkembang di Indonesia. Saat Tol Cisumdawu sebagai tol pertama yang memiliki terowongan, selebihnya akan dibangun di ruas Tol Yogyakarta-Bawen sepanjang 75,82 Km. Sehingga butuh informasi-informasi geologi yang banyak.

Untuk itu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengapresiasi terbitnya buku 'An Introduction Into the Geology of Indonesia' karya Prof. Koesoemadinata. Buku itu ibarat 'vitamin' baru untuk menggenjot proyek-proyek infrastruktur. Ia menegaskan memilih membangun terowongan daripada memangkas bukit saat membangun tol.

"Saya yakin buku ini akan menjadi pegangan bagi kami dalam merencanakan pembangunan infrastruktur yang sekarang jadi lebih rumit karena jembatan-jembatan panjang akan kita bangun, terowongan misalnya dari Bawen ke Jogja yang akan dibangun tol saya perintahkan untuk membuat terowongan bukan menggali tebing tapi terowongan Supaya kita tetap menjaga kelestarian lingkungan," kata Basuki di sela menghadiri acara peluncuran buku secara virtual, Senin (16/11/20).

Proyek Tol Yogyakarta-Bawen sepanjang 75,82 Km bakal melintasi tiga tunnel atau terowongan membelah bukit. Proyek tersebut ditargetkan mulai konstruksi pada Agustus 2021. Basuki menegaskan perlunya membangun terowongan di sejumlah titik agar tidak merusak kondisi alam di lokasi.

"Antara Ambarawa dan Temanggung itu ada potensi lokasi tunnel dan itu menjadi perintah saya, karena saya tidak ingin merusak (objek wisata) Banaran. Banaran itu kopi, dan itu adalah kawasan yang sejuk," katanya beberapa waktu lalu.

Basuki mengaku belajar dari pengalaman sebelumnya ketika membangun Tol Semarang-Solo. Saat itu, banyak bukit terpangkas akibat proyek tol.

Pentingnya Geologi

Basuki bilang, buku soal informasi geologi akan menjadi referensi penting untuk menyusun perencanaan proyek infrastruktur. Dia memberi contoh misalnya pembangunan sejumlah tol.

"Pembangunan jalan tol Sumatera dari Lampung sampai dengan sekarang sudah tersambung, sampai Dumai, berapa formasi geologi yang harus dijumpai dengan bermacam-macam karakteristik tanahnya sehingga memerlukan metodologi teknologi pembangunan yang berbeda-beda. Itu baru dari Bakauheni sampai ke Dumai, belum lagi nanti kita teruskan sampai ke Banda Aceh," ucapnya.

Ia yakin dengan hadirnya buku ini akan sangat membantunya di dalam merencanakan pembangunan infrastruktur ke depan.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Jengkel Tol Cisumdawu Mandek, Ternyata Ini Pemicunya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular