Buruh Ancam Demo Besar Soal UMK 2021, Pengusaha Sudah Pasrah!

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
16 November 2020 19:18
Massa Buruh dan Mahasiswa tiba di Patung Kuda Jakarta, Selasa, 10/11. Massa buruh kembali berunjuk rasa menolak Omnibuslaw UU Cipta Kerja pukul 14.00. Aksi massa terpusat di kawasan Bundaran Patung Kuda. Aksi demonstrasi menolak UU Cipta Kerja terus berlanjut. Selain menggelar aksi di depan gedung DPR dan Kawasan Patung Kuda, massa buruh akan melakukan aksi demonstrasi di depan Kemenaker.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Demo Buruh Tolak Omnibus Law (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan pengusaha sudah pasrah merespons rencana aksi unjuk rasa yang terus dilakukan serikat pekerja termasuk soal upah minimum kota (UMK) tahun 2021. Serikat pekerja mengancam merencanakan aksi bila tak ada kenaikan UMK 2021.

"Ya saya nothing to lose saja. Masa bodo mau didemo, mau apa, kalau nggak ngerti hancur-hancur semuanya saja, udah jadinya gitu kan. Perusahaan sampai tutup sampai nggak bergerak, ujung-ujungnya ke dia-dia (pekerja) juga kan. Harapan saya sebenarnya memahami," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Bekasi Sutomo kepada CNBC Indonesia, Senin (16/11).

Ia mengklaim banyak perusahaan yang terdampak pandemi Covid-19. Kegiatan operasional produksi pun tidak dalam waktu normal seperti biasanya. Alhasil, banyak perusahaan tidak mampu membayar kewajiban, termasuk membayar utang ke bank.

"Jadi kalau karyawan nggak mau tau ya susah juga. Dia dengan upah sekarang aja mereka ada yang kerja dua minggu, dibayar dua minggu, ada yang gitu kan. Ada yang nerima karena kondisi gini sekian puluh persen. Ada macam-macam kebijakan di perusahaan. Mereka tau semua," katanya.

Meski kondisi di berbagai perusahaan bermacam-macam, namun itu tidak menghalangi niat serikat pekerja untuk melakukan aksi unjuk rasa. Anggota Dewan Pengupahan Nasional (Depenas) Mirah Sumirat mengungkapkan buruh sudah bersiap-siap melancarkan aksi, termasuk di Kabupaten Bekasi.

Serikat pekerja menilai banyak perusahaan yang tidak terdampak pancemi Covid-19. Ia meyakini banyak perusahaan yang tak rugi melainkan keuntungan yang berkurang saja.

"Harapannya Bekasi nggak ikut-ikutan latah (nggak menaikkan), karena banyak sektor industri. Memang ada yang terdampak, tapi nggak semua terdampak," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Peduli Resesi, Buruh Maksa Minta Gaji Naik 8% di 2021

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular