
Jokowi Hingga Terawan Dapat Sentimen Negatif Selama Pandemi

Didik menjelaskan jika peran Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin dalam riset ini tidak populer sama sekali. Ini karena sangat sedikit data perbincangan tentang dan kiprah wakil presiden, mengenai sikap, kebijakan, pandangan, pemikiran dan kesehariannya.
Menurut data INDEF, perbincangan terkait wakil presiden hanya 104,9 ribu percakapan.
"Ini sangat jauh di bawah intensitas perbincangan terkait presiden. Ini mengindikasikan wakil presiden terlihat seperti ban serep pada masa orde baru," ujar Didik.
Menurut Didik, hal ini dapat dimaklumi karena penentuan calon wakil presiden dalam pemilihan presiden yang lalu bersifat tertutup, elitis dan kurang mendengar pandangan dan aspirasi publik. Mereka yang terpilih, kata dia, didapat dari lobi partai tertentu.
Tak jauh berbeda dengan nasib Jokowi, sebanyak 7 menteri dalam Kabinet Indonesia Maju juga mendapatkan sentimen negatif, terutama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto Djojohadikusumo.
Data INDEF menunjukkan tujuh nama menteri yang banyak diperbincangkan di publik, yakni Prabowo (141,5 ribu percakapan), Terawan (103 ribu percakapan), Menteri BUMN Erick Thohir (100,3 ribu percakapan), Menteri Agama Fachrul Razi (99,9 ribu percakapan), Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (64,8 ribu percakapan), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim (60,5 ribu percakapan), dan Menko Polhukam Mahfud MD (58,3 ribu percakapan).
Sementara ada tujuh menteri mempunyai sentimen paling negatif di publik karena kebijakan, kiprah, perilaku, dan pernyataannya, yaitu Terawan (sentimen negatif 74%), Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (57%), Menteri Kominfo Johnny Plate (55%), Fachrul (53%), Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (47%), Nadiem (44%), dan Menteri Keuangan Sri Mulyani (44%).
[Gambas:Video CNBC]