
Hati-Hati! BNPB: La Nina Bakal Bikin Banjir Lahar di Merapi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pantauan terhadap Gunung Merapi terus ditingkatkan. Hal ini tidak lepas dari potensi adanya ancaman erupsi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mewaspadai adanya banjir lahar.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga memberikan rekomendasi antara lain penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan.
Lalu, pelaku wisata juga diimbau agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung.
"Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat," ungkap laporan tersebut.
Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Lilik Kurniawan menyebut kejadian ini tidak lepas dari fenomena iklim yang terjadi belakangan ini, yakni La Nina
"Lahar hujan menjadi yang diperhitungkan tahun ini. Dapat info dari BMKG kita masuk ke la nina, artinya musim hujan 40% lebih banyak dibanding sebelumnya. Desember, Januari, Februari, dipertimbangkan banjir lahar," ujarnya saat konferensi pers secara virtual, dikutip Sabtu (14/11/2020).
Untuk itu, BNPB, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), dan juga BPD Jawa Tengah sudah memasang CCTV di sungai-sungai di Yogyakarta.
"Dan bagaimana rencana kontijensi yang ada di Jogja terkait banjir lahar ini. Ini yg kita mainkan dan sosialisasikan. Tahun ini ada 3 antisipasi erupsi merapi, pandemi covid-19, la nina," tegasnya.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan jika terjadi lontaran saat erupsi, makan ada potensi bahaya. Di mana lontaran 5 km menurutnya menjadi jarak terjauh.
"Potensi yang ada saat ini kalau ada eksplosif, ada lontaran awan panas, jarak maksimal 5 KM itu untuk data aktivitas saat ini dan potensinya," katanya.
Adapun perkiraan ke mana arah lemparan tersebut adalah ke Kali gendol bukaan bawah. Dengan adanya guguran arah barat laut, hal tersebut kemungkinan akan mengarah ke sana. Namun, potensi ini akan ditinjau ulang apabila ada kubah lava.
"Kecepatan seberapa dan posisi kubah lava di mana, Ini sangat menentukan," ujarnya.
Dia menjelaskan status dan kondisi Gunung Merapi mencatatkan kenaikan aktivitas sejak (5/11). Kondisi saat ini stabil namun tinggi, dan ini salah satu hal yang harus diperhitungkan. Guguran ke arah barat laut dan ada juga yang ke kawah terjadi beberapa kali dengan jarak 3 km, 2 km sampai 1 km.
"Kenaikan aktivitas ini berdasarkan data yang ada, baik itu dari pemantauan sesmiknya, dari kimia dan beberapa hal terkait," pungkasnya.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gunung Merapi Berpotensi Meletus, Pemerintah Siap?
