
Pak Jokowi, Ini Cara agar RI Keluar dari Resesi Ekonomi

Terkait kebijakan fiskal untuk mendongkrak perekonomian, Indonesia perlu belajar dari negara-negara lain yang agresif dalam memberikan stimulus bagi perekonomian. Lihat saja negara-negara seperti AS, Jepang, Kanada dan Australia yang memberikan stimulus fiskal yang besarnya sampai dobel digit dari output perekonomiannya.
Studi yang dilakukan oleh perusahaan investasi global Bridgewater Associates menemukan ada korelasi positif antara besaran stimulus dan skema pemberian bantuan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara semasa Covid-19.
Dalam laporannya, Bridgewater Associates menyorot AS yang secara masif menggelontorkan stimulus fiskal. AS memberikan bantuan fiskal lebih dari US$ 2,2 triliun atau setara dengan dua kali lipat output perekonomian RI.
Stimulus tersebut banyak dialokasikan untuk bantuan sosial ke rumah tangga melalui program Paycheck Protection Program (PPP). Hasilnya pun positif dampaknya bisa menggenjot pertumbuhan hingga 6,5%.
Negara lain yang bantuan sosial untuk rumah tangganya besar besar adalah Jepang. Bansos jumbo yang diberikan pemerintah Jepang senilai JPY 100.000 yen untuk semua orang yang tinggal di Jepang tanpa melihat kewarganegaraan itu mampu membuat perekonomiannya terdongkrak naik.
Sementara itu untuk negara-negara yang alokasi bantuan sosial ke rumah tangga dan stimulus fiskalnya relatif kecil seperti Inggris dan Eropa dampak ke perekonomiannya tergolong kecil.
Tak bisa dipungkiri untuk negara dengan populasi yang besar seperti Indonesia ini, pemerintah perlu lebih agresif menggenjot stimulus yang ditujukan untuk menjaga daya beli masyarakat agar bisa menciptakan permintaan (demand creation) sebagai syarat utama ekonomi dapat berputar lagi dan harapannya bisa pulih seperti sediakala.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)[Gambas:Video CNBC]