
Libur Panjang Bikin Covid-19 Meledak? Cek Data Ini

Jakarta, CNBC Indonesia- Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito menyatakan bahwa potensi lonjakan Covid-19 akibat libur panjang akan terjadi 10-14 hari setelah kejadian. Meski demikian ada peluang tak terjadi lonjakan karena protokol kesehatan sudah dijalankan secara baik.
"Sudah 9 hari awal libur panjang ada kenaikan sedikit. Kenaikan kasus akan terlihat sekitar 10-14 hari setelah libur panjang, kalaupun nanti setelah libur panjang dan ternyata tidak lebih tinggi artinya kerjasama antisipasi kenaikan kasus sudah lebih baik. Ini modal kita," ujar Wiku dalam konferensi pers, Senin (9/10/2020).
Hingga hari ini, kasus baru Covid-19 di Indonesia kembali menunjukkan penurunan hingga berada di bawah 2.900, tepatnya 2,853 kasus pada Senin (9/11/2020).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, kasus baru tersebut membuat akumulasi positif Covid-19 di Indonesia menembus 440.569 orang. Kasus baru tersebut ditemukan dari 34.365 spesimen yang selesai menjalani pengujian pada hari ini.
Kabar baiknya, kasus kesembuhan kembali melampaui kasus baru. Sebanyak 3.968 pasien sembuh pada hari ini sehingga total menjadi 372.266 orang. Adapun kasus kematian bertambah 75 orang sehingga totalnya menjadi 14.689 orang.
Dengan seluruh data tersebut maka kasus aktif Covid-19 di Indonesia tersisa 53.614 orang. Ini merupakan jumlah kasus aktif yang terendah sejak 12 September.
Membaiknya penanganan Covid-19 di Indonesia juga tercermin dari jumlah kasus aktif di kisaran 12%, sementara rata-rata dunia di 26%. Sementara itu, rasio kesembuhan berada di 84,14%, sementara rata-rata dunia hanya 70,71%.
Meski demikian, rasio kematian akibat Covid-19 di Indonesia masih berada di 3,34%, lebih tinggi dari rata-rata dunia yang berada di 2,5%.
Wiku mengatakan pada libur panjang akhir Oktober 2020 terjadi penurunan kasus Covid-19 karena jumlah pemeriksaan yang juga ikut menurun. "Tren kesembuhan selalu naik, kasus aktif turun, tren itu adalah tren yang baik, dalam arti terkendali," ujarnya.
Masyarakat diminta terus menerapkan protokol kesehatan yaitu #pakaimasker, #jagajarak dan #cucitangan serta menjauhi kerumunan. Penerapan ini harus terus dijalankan dalam setiap kegiatan. Kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan 3M merupakan kontribusi masyarakat terhadap upaya penangan COVID-19 yang dilakukan pemerintah.
"Ingat, dengan kita disiplin, maka tidak saja melindungi diri sendiri, dan melindungi orang-orang terdekat," kata Wiku.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak