Bikin Panik WHO, Hewan Ini Tulari Virus Corona ke Manusia

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
09 November 2020 10:45
Logo WHO (Dok. WHO)
Foto: Logo WHO (Dok. WHO)

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) akan meninjau keamanan hayati di seluruh dunia, setelah otoritas kesehatan Denmark menemukan bentuk mutasi virus corona (Covid-19) di peternakan hewan mamalia cerpelai (mustela).

Deteksi virus yang bermutasi di antara hewan cerpelai menimbulkan pertanyaan tentang keefektifan vaksin Covid-19 di masa depan. Selain itu, ditemukan bahwa hewan cerpelai adalah inang yang sangat baik untuk Covid-19.

Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, mengatakan pemerintah berencana untuk memusnahkan semua 15 juta cerpelai di peternakan Denmark untuk mencoba mengurangi risiko hewan menularkan kembali mutasi baru virus corona ke manusia.

Frederiksen menggambarkan situasinya sebagai 'sangat, sangat serius,' memperingatkan bahwa virus yang bermutasi dapat memiliki 'konsekuensi yang menghancurkan' di seluruh dunia.



Kepala unit penyakit dan zoonosis WHO, Dr. Maria van Kerkhove, mengatakan ada kekhawatiran adanya memiliki sirkulasi dan penularan dari manusia untuk hewan dan kemudian hewan ke manusia.

"Kami telah melihat ini selama beberapa bulan sekarang dan yang kami pahami adalah cerpelai telah terinfeksi dengan kontak dari manusia dan beredar di cerpelai dan kemudian dapat ditularkan kembali ke manusia," kata Maria dari markas besar WHO di Jenewa, Swiss.

Maria mengatakan mutasi yang teridentifikasi pada hewan dan manusia perlu dievaluasi secepatnya, sebab jika muncul salah satu perubahan, berarti virus berperilaku berbeda. Lebih lanjut, ia mengatakan perlu ada studi yang dapat mengevaluasi apakah ada perubahan dalam penularan, dan apakah ada implikasi diagnostik untuk vaksin dan terapeutik.

"Dalam situasi ini, ada saran bahwa beberapa mutasi ini mungkin memiliki beberapa implikasi, tetapi kami perlu melakukan studi yang tepat untuk mengevaluasi ini dan itu yang sedang berlangsung saat ini," katanya.



Badan kesehatan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengatakan, pihaknya bekerja dengan kantor regional di Eropa, Pasifik Barat, dan Amerika karena terdapat banyak peternakan cerpelai yang ada di negara seluruh dunia.

"(Kami) melihat biosekuriti di peternakan cerpelai, mengamati pengawasan yang terjadi di peternakan cerpelai ini dan untuk mendukung negara-negara dalam mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mencegah virus terus beredar di cerpelai, dan untuk mencegah terjadinya peristiwa limpahan," papar Maria.

Cerpelai disebut juga hewan milk, merupakan mamalia yang membentuk Genus Mustela dari Familia Mustelidae.

Hewan ini merupakan satu keluarga dengan berang berang dan musang. Ia merupakan predator aktif, bertubuh panjang dan ramping dengan kaki-kaki pendek

Di Eropa, peternakan cerpelai terdapat di sejumlah negara. Hewan ini biasanya dimanfaatkan bulunya.

World of Buz sempat menulis cerpelai digunakan juga untuk membuat bulu mata palsu. Namun People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) membantah itu.

Kehebohan cerpelai dan corona dimulai Mei lalu. Saat itu dua orang yang bekerja di sebuah peternakan cerpelai di Belanda terinfeksi corona.

Pemerintah dan otoritas kesehatan setempat menyebut ini merupakan kasus penularan pertama dari mamalia ke manusia selama epidemi berlangsung.

Mengutip Asiaone, Menteri Pertanian Belanda, Carola Schouten, mengatakan dalam laporannya bahwa cerpelai yang membawa virus itu ditemukan di 4 dari 155 peternakan tempat mereka dibiakkan untuk bulu mereka di negeri kincir tersebut.

Dengan kasus ini, ia menegaskan kemungkinan penularan dari hewan ke manusia atau sebaliknya tak bisa diabaikan. Pada tiga dari empat peternakan yang terinfeksi, sumber infeksi menurut laporan tersebut terbukti berasal dari manusia yang sakit, sementara yang keempat masih dalam penyelidikan.

Direktur Institut Kesehatan Belanda (RIVM), Jaap van Dissel, mengatakan beberapa kucing dan hewan lain juga telah terjangkit Covid-19 oleh manusia, transmisi mamalia ini dari manusia adalah praktik unik dan langka.

"Ini adalah pertama kalinya kami menemukan, setidaknya kami telah menunjukkan kemungkinannya, bahwa dalam dua kasus infeksi telah berpindah dari hewan ke manusia. Tentu saja sumber asli infeksi di China juga kemungkinan besar adalah hewan," katanya.

Sebenarnya, telah terbit undang-undang di Belanda yang melarang peternakan cerpelai untuk pabrik bulu sajak 2013. Namun, peternakan ini masih bisa beroperasi hingga 10 tahun sejak aturan diundangkan atau sampai 2023 sebelum setop total.

Hingga saat ini, lebih dari 50 juta orang telah tertular virus corona di seluruh dunia, dengan 1,25 juta kematian, menurut data yang dikumpulkan oleh Worldometers.


(wed/wed)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alhamdulillah, WHO Bawa Kabar Baik Terbaru soal Covid-19 Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular