Blak-blakan Dirjen Migas Baru, dari Rokan ke 1 Juta Barel

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
09 November 2020 07:35
Dirjen Migas Tutuka Àriadji usai dilantik, jumat (06/11/2020). (CNBC Indonesia/Anisatul Ummah)
Foto: Dirjen Migas Tutuka Àriadji usai dilantik, jumat (06/11/2020). (CNBC Indonesia/Anisatul Ummah)

Jakarta, CNBC Indonesia - Guru Besar Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) Tutuka Ariadji baru saja dilantik menjadi Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM pada, Jumat, (06/11/2020). Setelah acara pelantikan Tutuka menyampaikan beberapa pekerjaan rumah yang harus dia selesaikan setelah menjabat sebagai Dirjen Migas.

Tutuka menyebut tugas paling berat sebagai Dirjen Migas baginya saat ini yaitu memastikan alih kelola Blok Rokan dari Chevron Pacific Indonesia kepada PT Pertamina (Persero) berjalan lancar. Seperti diketahui, alih kelola Blok Rokan dari Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke PT Pertamina (Persero) akan berlangsung pada Agustus 2021 mendatang.



Berdasarkan data SKK Migas, hingga September 2020, lifting minyak dari Blok Rokan mencapai 176.298 barel per hari (bph), lebih tinggi 3,7% dari target yang ditentukan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 yang sebesar 170.000 bph.

tutuka ariadji.Foto: tutuka ariadji
tutuka ariadji.



Tutuka menyebut pihaknya akan berdiskusi terlebih dahulu dengan Pertamina, kemudian menguraikan masalah yang ada. Dimulai dari pembahasan sisi makro terlebih dahulu, lalu dilanjutkan ke aspek-aspek yang lebih detail.



"Saya kira, terus terang saja Rokan ini paling berat dan saya harus masuk dahulu untuk kerja sama dengan Pertamina, kemudian kita menguraikan masalah utamanya, dari sisi makronya, baru ke detail. Jadi, terlalu dini untuk dijawab sekarang," ungkapnya kepada wartawan usai acara pelantikan di Kantor Kementerian ESDM, akhir pekan.

Tidak hanya Rokan yang alih kelolanya diharapkan bisa berjalan dengan lancar, pekerjaan lain yang tak kalah berat yakni mencapai produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (bph) pada 2030. Dia menegaskan, ini adalah tugas yang harus dilaksanakan sebagaimana diperintahkan Menteri ESDM.

"Saya kira itu tugas yang harus saya laksanakan. Tadi Pak Menteri menyatakan itu, ya saya harus melaksanakannya," tegasnya.

Menurutnya untuk mencapai produksi minyak sebesar 1 juta bph pada 2030, Indonesia sebenarnya memiliki potensi yang cukup, namun hanya perlu upaya keras untuk mencapainya. Beberapa upaya yang bisa dilakukan yakni dengan menggencarkan aktivitas eksplorasi, eksploitasi, optimasi water flood, enhanced oil recovery (EOR) dan lainnya.

"Eksekusi secara konsisten, jadi saya kira itu yang paling utama dan saya coba berusaha mengajak semua stake holder (pemangku kepentingan) yang terkait bahwa tugas ini tugas berat, kita semua harus satu padu mencapai itu," ungkapnya.

Kemudian di sisi hilir, dia mengatakan bakal melaksanakan apa yang ditugaskan Menteri ESDM yakni menekan impor bahan bakar minyak (BBM) dan LPG."Saya kira saya akan melaksanakan apa yang disampaikan Pak Menteri, beberapa hal intinya mengurangi impor lah," ujarnya.

Sosok Tutuka dinilai tepat menduduki jabatan Dirjen Migas karena pengalamannya. Hal ini disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.

Menurutnya, sosok Tutuka memiliki banyak pengetahuan di bidang perminyakan, seperti dalam proses eksplorasi dan eksploitasi. Dengan pengetahuan ini, menurutnya Tutuka merupakan sosok yang sesuai untuk menangani sektor migas.

"Dia (Tutuka) kan pengetahuan di bidang perminyakan, eksplorasi, eksploitasi. Jadi pas di bidang migas," kata Arifin.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Guru Besar ITB Tutuka, Dirjen Migas Pilihan Jokowi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular