Internasional

5 Fakta Kemenangan Biden, 'Bohir' hingga Minyak & Batu Bara

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
09 November 2020 06:40
Minyak Bumi
Foto: Reuters

Secara khusus terpilihnya Biden sebagai presiden terpilih AS diyakini akan sangat berpengaruh terhadap kebijakan energi Paman Sam. Apalagi Biden dikenal dengan kebijakan yang kontra terhadap bahan bakar fosil.

Ia akan menggunakan 100% energi yang bersih dan zero emission pada 2050 nanti. Dengan rencana anggaran mencapai US$ 2 triliun, Biden akan mengalokasikannya untuk mendorong investasi di bidang infrastruktur, kendaraan listrik, energi terbarukan, bangunan yang efisien dan di bidang pertanian dan konservasi.

Lantas, bagaimana dengan nasib bahan bakar fosil terutama minyak dan batu bara?

Biden memang punya impian untuk mewujudkan energi ramah lingkungan. Namun kecil kemungkinannya ia akan langsung mampu memboikot industri migas yang strategis bagi AS.

Sebagai informasi, sebelum 2016 produksi minyak AS per harinya hanya 5 juta barel per hari (bph). Kemudian, setelah revolusi teknologi fracking digunakan oleh AS dan industri minyak serpih (shale oil) berkembang, output emas hitam Paman Sam melonjak dua kali lipat.

Lonjakan produksi minyak yang signifikan tak hanya membuat AS menjadi mandiri energi serta net eksportir, tetapi juga membuat pasokan global menjadi berlimpah. Alhasil, harga minyak anjlok secara signifikan.

Produksi minyak mentah AS bisa mencapai 13 juta bph. Namun jika menghitung semua jenis minyak termasuk produk kilang yang berarti turunan produk minyak tersebut maka volume produksinya mencapai 18 juta-19 juta bph.

Batu bara juga adalah salah satu sumber energi primer paling laku di dunia. Namun masa depan si batu hitam sepertinya kurang cerah, karena di cap sebagai energi yang kurang ramah lingkungan.

Banyak analis menilai terpilihnya Biden akan membuat masa depan batu bara semakin suram. Dalam masa kampanye, Biden konsisten mengedepankan program pengurangan penggunaan energi fosil yang tidak ramah lingkungan, tentunya termasuk batu bara.

"Joe Biden tidak hanya akan kembali berkomitmen kepada Kesepakatan Paris, tetapi lebih dari itu. Biden akan memimpin upaya agar negara-negara besar meningkatkan ambisi mereka untuk mencapai target-target terkait penanganan perubahan iklim," sebut laman visi-misi Biden.



(sef/sef)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular