
Siswa dan Orangtua Akui Ada Hal Positif dari PJJ

Jakarta, CNBC Indonesia- Pandemi Covid-19 mengharuskan berbagai kegiatan dilakukan dari rumah, termasuk sekolah dan bekerja dari rumah. Hingga saat ini banyak daerah yang masih belum membuka kegiatan belajar tatap muka mempertimbangkan risiko yang ada. Dengan begitu kegiatan belajar mengajar masih dilakukan secara jarak jauh dengan metode online.
Setelah 9 bulan berjalan, pembelajaran jarak jauh (PJJ) membawa perubahan yang signifikan bagi siswa, guru, dan orang tua. Endah Diana, orang tua dari dua orang siswa SD Mardi Waluya merasakan beberapa perubahan positif setelah PJJ misalnya dengan peningkatan keterlibatan orang tua dalam kegiatan sekolah anak.
Kedua anaknya pun memiliki kemampuan baru, karena variasi tugas yang diberikan oleh sekolah. Dia mencontohkan mulai dari mengoperasikan komputer, aplikasi pembelajaran seperti Zoom dan Google Meet, hingga editing video.
"Mereka jadi belajar dan dekat dengan dunia digital, bisa operasi email, aplikasi belajar. Penyesuaiannya mereka pun cepat. Selain itu keterlibatan orang tua dalam proses belajar anak lebih banyak dibandingkan biasanya," kata Endah kepada CNBC Indonesia.
Bukan hanya kemampuan anak yang meningkat, orang tua pun menurut dia meningkatkan kemampuan untuk membantu tugas anak, yang selama ini tidak dilakukan ketika sekolah tatap muka.
"Orang tua jadi belajar lagi dan lebih dekat dengan anak," katanya.
Hal senada dikatakan oleh Anggunsari, orang tua dari siswa SD Permata Bunda, yang merasakan dampak positif dari PJJ adalah pengenalan digital yang lebih dini kepada anak. Selain itu, menurutnya anak lebih mandiri dalam mengoperasikan aplikasi, dan proses belajarnya.
"Memang masih harus tetap diawasi, dan banyak bertanya, kadang tidak semua mereka mengerti. Tetapi anak-anak belajar dengan cepat mengoperasikan komputer dan aplikasi belajar," katanya.
Sementara dari sisi anak, siswa Kelas 7 SMP Negeri 182 Jakarta Selatan, Masyaril Akbar Alfarizi mengaku tidak kesulitan dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang saat ini masih berlangsung. Menurutnya, meski tidak belajar secara tatap muka, namun kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan baik.
"Belajar jarak jauh enak-enak saja. Soalnya kalau guru menjelaskan bisa pakai Google Meet atau Zoom. Mengerjakan tugas juga mudah, bisa menggunakan google classroom," ujarnya.
Bahkan, sistem kehadiran kelas menurutnya juga tidak dilupakan. Presensi bisa tetap dilakukan dengan sistem yang ada. "Mulai belajar dari jam 7.00 sampai 12.20. Absen pakai google form atau melalui grup (WhatsApp) kelas," ujarnya.
Senada dengan Masyaril, Anindita Maylinda Putri mengaku tak ada kesulitan dalam sistem PJJ. Siswi kelas 11 SMA Negeri 88 ini menyebut, ada hal yang termudahkan dari sistem PJJ.
"Guru memberikan materi melalui file yang ditentukan, sehingga kalau lupa tinggal buka lagi," ujarnya.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dear Bunda, Anak Sekolah di DKI Tetap Belajar dari Rumah ya