
Ini Lho Alasan-alasan UMKM RI Belum Move On ke Digital

Jakarta, CNBC Indonesia - PandemiĀ Covid-19 telah berdampak kepada berbagai lini perekonomian, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pemerintah lantas mendorong agar UMKM beralih ke digital. Akan tetapi, ada sejumlah kendala yang mengadang.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengungkapkan, pada Juli lalu dilakukan survei terhadap UMKM. Hasilnya, 56,8% UMKM berada dalam kondisi buruk saat ini, hanya 14% yang mengaku bisnisnya berjalan baik.
"Pandemi membawa dampak aspek kehidupan, tak terkecuali sektor UMKM dan ekonomi kreatif. Tren digital berkembang pesat dengan adanya pandemi, gerak terbatas, sehingga digitalisasi terakselerasi," ujarnya dalam acara "Buka Potensi Bersama Grab" secara virtual di Jakarta, Kamis (5/11/2020).
Tren digitalisasi ditandai dengan catatan dari Bank Indonesia (BI) bahwa transaksi e-commerce pada kuartal II-2020 naik hampir 40% menjadi 383 juta, dibanding dengan kuartal I-2020 sebesar 275 juta. Hal itu menunjukkan masyarakat yang tadinya tidak berbelanja online, sudah mulai menyasar e-commerce.
"Kondisi ini memaksa kita beralih dunia analog, beralih kepada dunia digital. Digitalisasi UMKM agar dapat menjangkau banyak konsumen efektif dan menangkap peluang baru. Dalam kondisi saat ini, banyak peluang baru yang harus para pelaku dapat memanfaatkannya," kata Wishnutama.
Dia juga menyebut, meski digitalisasi terbuka lebar, nyatanya ada kendala untuk UMKM dalam memasuki digitalisasi. Kurangnya digital literasi, kurangnya pengetahuan usaha secara online hingga bagaimana memasarkan melalui platform digital. Dan yang terakhir kesiapan tenaga ahli yang dimiliki.
"Sinergitas antara pemerintah, platform online sangat diperlukan untuk menjawab tantangan," katanya.
Terakhir, dia mengatakan, tantangan ke depan bukan hanya pelaku UMKM bisa transformasi, tapi bagaimana memasarkan dan menjual barang-barang tersebut. Ke depan UMKM harus mampu mempelajari kebutuhan pasar.
"Sejak diluncurkan Mei, UMKM onb oarding sampai hari ini 2,4 juta hampir 2,5 juta per 30 September 2020, naik 10% dibanding periode sebelumnya," ujar Wishnutama.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sandiaga Uno: Pariwisata-Ekonomi Kreatif Lokomotif Pemulihan