75 Tahun PLN Hadir, Listrik RI Makin Andal?

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
29 October 2020 15:00
PLTU Tanjung Jati B yang merupakan salah satu pembangkit yang paling diandalkan oleh PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik sistem interkoneksi Jawa-Bali.

PLTU Tanjung Jati B memegang peran sentral dalam sistem interkoneksi Jawa-Bali


Hingga triwulan III 2019, PLTU dengan kapasitas 4 x 710 MW ini memiliki kesiapan produksi listrik (Equivalent Availability Factor – EAF) hingga 93,6% selama setahun.

Sejak pertama kali beroperasi pada tahun 2006 PLTU Tanjung Jati B menjadi tulang punggung kelistrikan Jawa-Bali. 

PLTU Tanjung Jati B berkontribusi 12% atau  setara dengan kebutuhan listrik sekitar 5 juta pelanggan rumah tangga

Keberadaan pembangkit ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi  kontinyuitas suplai listrik, namun juga turut membantu pemerintah dalam penghematan APBN.


Secara produksi listrik PLTU Tanjung Jati B mampu berkontribusi sebesar 12% atau setara denagan kebutuhan listrik sekitar 5 juta pelanggan rumah tangga.  (CNBC Indonesia/Peti)
Foto: PLTU Tanjung Jati B di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. (CNBC Indonesia/Peti)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hari Listrik Nasional yang jatuh pada 27 Oktober 2020 menandakan 75 tahun kehadiran PT PLN (Persero) dalam melistriki negeri ini. Apakah ini artinya ada kemajuan signifikan dalam sektor kelistrikan Tanah Air?

PT PLN (Persero) selaku operator ketenagalistrikan nasional menuturkan akses listrik nasional kini menjadi kian merata di seluruh pelosok negeri.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan PLN terus berupaya menghadirkan listrik hingga ke seluruh negeri, dari perkotaan, pedesaan, bahkan hingga daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal).

Menurutnya, semakin banyak masyarakat dan wilayah yang dapat terlistriki. Perkembangan rasio elektrifikasi (RE) nasional dalam lima tahun terakhir tumbuh 11%. Hingga September 2020 rasio elektrifikasi nasional tercatat telah mencapai 99,15%, naik dari 2015 yang baru mencapai 88,3%.

Rasio elektrifikasi merupakan jumlah perbandingan rumah tangga berlistrik, baik listrik PLN maupun non PLN dengan total rumah tangga yang ada di suatu wilayah atau negara.

"75 tahun, insan PLN terus bekerja keras, menghadapi berbagai tantangan untuk mewujudkan energi berkeadilan, menghadirkan terang untuk seluruh masyarakat Indonesia," tutur Zulkifli seperti dikutip dari keterangan resmi perusahaan pada Kamis (29/10/2020).

Pertumbuhan rasio elektrifikasi dari tahun ke tahun menurutnya juga sejalan dengan peningkatan jumlah desa yang terlistriki oleh PLN. Dalam lima tahun terakhir, sebanyak 12 ribu desa berhasil dilistriki. Pada 2015, jumlah desa berlistrik baru sebesar 70.391, lalu meningkat menjadi 83.028 desa berlistrik pada September 2020.

Pembangunan infrastruktur listrik ke desa-desa terpencil menurutnya juga terus dilakukan sebagai upaya meningkatkan rasio elektrifikasi. Sebagai contoh, imbuhnya, pada peringatan Hari Listrik Nasional ke-75 ini PLN berhasil menghadirkan listrik di 11 desa terpencil di Provinsi Riau.

Sebanyak enam desa berlistrik di Kabupaten Kampar yang diresmikan antara lain Desa Sungai Santi, Desa Kota Lama, Desa Kebun Tinggi, Desa Lubuk Bigau, Desa Tanjung Permai, dan Desa Pangkalan Kapas. Sedangkan lima desa lainnya berada di Kabupaten Indragiri Hilir yaitu Desa Sepakat Jaya, Desa Kuala Sungai Batang, Desa Bakau Aceh, Desa Bantayan, dan Desa Batang Tumu.

Demi mewujudkan 11 desa berlistrik tersebut, dia menyebut PLN menggelontorkan dana sebesar Rp 29,9 Miliar untuk membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 59,35 kilometer sirkuit (kms), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 39,61 kms dan gardu distribusi sebanyak 19 buah dengan total daya 1.150 kiloVolt Ampere (kVA).

"Dengan hadirnya listrik di 11 desa tersebut, kini hampir 1.000 kepala keluarga dapat menikmati listrik," ujarnya.

Selain itu, upaya membangun jaringan listrik ke daerah 3T juga dilakukan di Sulawesi Tengah. Menjelang HLN ke-75 lalu, PLN juga melistriki empat desa yaitu di Desa Winangabino, Desa Lijo, Desa Sea dan Desa Parangisi yang berada di Kabupaten Morowali Utara.

Untuk melistriki empat lokasi terpencil ini, PLN mengeluarkan dana investasi sebesar Rp 12,8 Miliar untuk membangun JTM sepanjang 32,5 kms, JTR sepanjang 6,5 kms dan gardu distribusi sebanyak 6 buah dengan total 300 kVA. Serta memiliki potensi pelanggan sebanyak 515 kepala keluarga dengan lebih dari 1.800 penduduk.

Selain membangun infrastruktur kelistrikan, PLN juga bekerja sama dengan banyak pihak untuk melakukan penyambungan listrik gratis bagi masyarakat tidak mampu. Sebagai contoh, di Provinsi Kalimantan Utara, PLN bersama Pemerintah Daerah dan beberapa perusahaan tambang melakukan penandatanganan penyambungan listrik untuk 50.000 warga Kalimantan Timur yang belum menikmati listrik.

"Kami menyadari listrik merupakan kebutuhan utama masyarakat. Hadirnya listrik akan meningkatkan produktifitas dan menggerakkan roda ekonomi, sehingga akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat," tuturnya.

Kini, lanjutnya, PLN juga akan mendorong pemanfaatan potensi lokal yang ramah lingkungan dan berbiaya murah, seperti memanfaatkan air dan cahaya matahari untuk menghadirkan listrik.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hore! PLN Gelar Promo Tambah Daya Lagi, Biaya Cuma Rp 202.100

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular