Sri Mulyani: Ekonomi RI Masih dalam Tekanan Berat

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
27 October 2020 18:35
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konfrensi Pers APBN KiTa ( Tangkapan Layar Youtube Ministry of Finance Republic of Indonesia)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konfrensi Pers APBN KiTa ( Tangkapan Layar Youtube Ministry of Finance Republic of Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, perekonomian Indonesia hingga kuartal III masih mengalami tekanan yang berat. Ini terlihat dari perekonomian pada kuartal III yang diramal masih di zona negatif.

Kementerian Keuangan memproyeksi perekonomian di kuartal III-2020 berada di kisaran -1% hingga -2,9%. Namun, kontraksi ini jauh lebih baik dibandingkan dengan kuartal II-2020 yang minus 5,32%.

"Perbaikan berangsur didorong oleh percepatan realisasi dari stimulus fiskal atau APBN dan perbaikan dari sisi ekspor," ujarnya secara virtual, Selasa (27/10/2020).

Selain itu, ia menegaskan perbaikan juga terlihat dari Belanja Pemerintah pada triwulan III 2020 meningkat untuk bantuan sosial dan dukungan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam kerangka program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Langkah tersebut tentunya mengurangi kontraksi pada konsumsi rumah tangga yang menunjukkan adanya perbaikan.

Selain itu, kinerja ekspor menunjukkan perbaikan, terutama pada komoditas seperti besi dan baja, pulp dan waste paper, serta tekstil dan produk tekstil (TPT), ditopang berlanjutnya peningkatan permintaan global terutama dari Amerika Serikat dan China.

"Meskipun investasi masih dalam tekanan, beberapa sektor menunjukkan perbaikan, seperti sektor bangunan, seiring berlanjutnya berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN)," jelasnya.

Lanjutnya, pemulihan ekonomi juga didukung stabilitas makroekonomi yang tetap baik. Inflasi berada pada level yang rendah sebesar 1,42% (yoy) pada September 2020, sejalan permintaan yang belum kuat di tengah pasokan yang memadai.

Ketahanan sektor eksternal terjaga tercermin pada defisit transaksi berjalan keseluruhan tahun 2020 yang diperkirakan tetap rendah ditopang surplus neraca perdagangan triwulan III 2020 sebesar US$ 8,03 miliar.

"KSSK terus mendukung proses pemulihan ekonomi yang telah berjalan dengan memobilisasi seluruh instrumen kebijakan dan regulasi," kata dia


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bayang-bayang Meledaknya Covid-19 Hantui Pemulihan Ekonomi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular