Cerita Wisata Bali Bangkit dari Nestapa Covid-19

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
26 October 2020 20:07
Bali buka kunjungan wisatawan domestik. (AP Photo/Firdia Lisnawati)
Foto: Bali buka kunjungan wisatawan domestik. (AP Photo/Firdia Lisnawati)

Jakarta, CNBC Indonesia- Sektor pariwisata menjadi salah satu yang babak belur akibat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. Pelaku UMKM di Ubud, Bali, Wayan Sudarmaja bercerita bagaimana segala upaya dilakukan untuk membuat wisata di Bali pulih.

"Kami sebagai praktisi apapun aturan pasti kami lakukan. Sediakan alat cuci tangan kami lakukan. Kursi saya 100 harus dibuat 50 sudah kami lakukan. Masalahnya kalau nggak ada tamu yang datang, siapa yang beli," ujarnya dalam bincang "Bangkit dari Covid-19: Sinergi Pemerintah Daerah dan UMKM" di Graha BNPB, Jakarta, Senin (26/10/2020).

Dia mengatakan, sebagai pelaku wisata, Ubud memiliki karakteristik berbeda dengan wisata di Bali lainnya. Sebut saja Kuta, Legian, hingga Sanur. Menurutnya, orang datang ke Ubud karena ingin melihat pemandangan.

Dia meminta kepada pemerintah untuk memberikan bantuan secara tuntas, yaitu dituntun sampai tuntas agar wisata di Bali, khususnya Ubud bergairah kembali. Dia mencontohkan, pemerintah memberi bantuan kepada koperasi arak, berupa air yang melimpah.

"Tapi tidak sampai ke petani. Ini problem lagi. Petani buah misalnya. Buah datang dari Malang, Janur dari Banyuwangi. Lukisan dari Jawa Barat. Tapi itu bagus biarlah Ubud jadi pasarnya teman-teman seluruh Indonesia," katanya.

"Untuk petani buah, Goal nya sampai marketing. Petani cuma bisa tanam petik," imbuhnya.

Menanggapi ini, Dirjen administrasi kewilayahan Kementerian Dalam Negeri, Safrizal mengatakan strategi pemerintah dalam hal ini mengacu pada gas dan rem. Jika penanganan Covid-19 di suatu wilayah berhasil direm, ekonomi akan di gas.

"Kalau ada daerah merah, kita rem. Pergerakan masyarakat kita atur. Tindakan hukum diperketat," katanya.

Untuk wisata Bali, ada tiga wisatawan yaitu lokal, mancanegara dan konvensi atau rapat. Wisatawan internasional menurutnya sangat tergantung kepada kepercayaan.

"Makin bagus penanganan Covid-19 di Bali, yang ditunjukkan dengan zona kuning hijau, makin disiplin makin percaya. Konvensi agak kurang, sekarang berhenti dilarang berkumpul. Tinggal lokal, sekarang bergerak 30% kalau Bali mungkin pelan mudah-mudahan bisa lebih baik saya kira begitu," pungkasnya.

Salah satu cara untuk keluar dari zona merah Covid-19 adalah memutus rantai penularan dan menangani kasus positif. Rantai penularan bisa dikendalikan dengan protokol kesehatan, yakni #pakaimasker, #jagajarak hindari kerumunan, dan #cucitangan pakai sabun serta air mengalir.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular