
Libur Panjang, Hotel di Banyuwangi Sold Out Guys

Jakarta, CNBC Indonesia - Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengatakan hingga saat ini okupansi kamar hotel di Banyuwangi mencapai 90%, bahkan saat libur panjang akhir pekan nanti ada yang mencapai 100%.
"Strateginya protokol (kesehatan) di awal. Kami terus menjaga, bisnis pariwisata kepercayaan, Sekali orang datang dan membahayakan akan buat status nggak akan datang," ujarnya dalam bincang ""Bangkit dari Covid-19: Sinergi Pemerintah Daerah dan UMKM" di Graha BNPB, Jakarta, Senin (26/10/2020).
Menurutnya sejak awal, Banyuwangi berpegang teguh pada protokol kesehatan yang sudah ditetapkan. Menurutnya, hanya ada dua pilihan saat pandemi ini, tutup atau buka namun dengan protokol kesehatan yang ketat.
"Kami membuat langkah yang sudah lama sebenarnya, sejak Juli yang lalu bagaimana gaya baru wisata di Banyuwangi, menjelaskan bagaimana apa saja yang berubah. Dulu, 1 minggu 7 hari buka maksimal 2 hari, 2 hari menjadi alat konsolidasi untuk berbenah. Begitu juga restoran," imbuhnya.
Bahkan, dirinya menerapkan sertifikasi bagi UMKM di Banyuwangi termasuk untuk hotel. Tak hanya itu, Pemandu Wisata juga berlaku sertifikasi tersebut.
"(Sertifikasi) Ini semua gratis. Kalau ini tidak ditaati orang tak kan datang. Satpol PP kami terbatas. Semua dinas diubah jadi dinas satpol PP. Kepsek, camat, Bisa bersama mendorong ambil tindakan misalnya resto yang melanggar," ujarnya.
Dia juga menyiapkan apa saja yang harus dilakukan saat libur panjang. Semua destinasi wisata diberlakukan persiapan hingga pemandu wisata juga tak luput dari imbauan pemerintah daerah Banyuwangi.
"Semua tour travel kita imbau, semua protokol kesehatan harus dilakukan. Yang tidak secure bisa melakukan komplain di tempat yang sudah disediakan," katanya.
Ditekankan pula bagi UMKM, ada SOP yang berlaku. Dia mengatakan, wisatawan bisa melakukan pengecekan jika berencana makan di sebuah restoran. Apabila tidak memiliki sertifikasi maka wisatawan bisa menentukan pilihan.
"Restoran dihukum dengan tidak makan di situ. Homestay hotel juga sama. Dengan sertifikasi ini memberikan kepastian bagi mereka yang hadir," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 dan Ketua BNPB Letjen TNI Doni Monardo meminta masyarakat diminta tetap waspada dan tetap menjalankan protokol kesehatan ketika libur panjang pekan depan. Sebaiknya masyarakat memilih restoran dan hotel yang serius menerapkan protokol kesehatan sebagai standar operasionalnya untuk mengurangi potensi penularan corona.
Doni mengatakan di beberapa kabupaten/kota sudah ada yang kepala daerahnya menyusun aturan standar dan mengontrol restoran dan hotel dalam menerapkan protokol kesehatan secara langsung. Hal ini penting untuk menghindari kenaikan kasus yang drastis seperti akhir Agustus 2020.
Restoran dan hotel ini kemudian diberikan tanda mana yang sudah memenuhi protokol kesehatan Kemenkes dan mana yang belum. Masyarakat juga dihimbau mengunjungi tempat yang sudah melalui proses sertifikasi, internal dari kabupaten /kota.
"Ini sangat membantu masyarakat memilih tempat yang paling aman, semuanya akan tahu mana restoran hotel yang menerapkan dan mengabaikan protokol kesehatan. Pengelola yang mengabaikan protokol kesehatan lebih baik jangan kita kunjungi, karena risiko penularannya tinggi, saya memberikan apresiasi PHRI, dan relawan ketika liburan pajang mereka tetap mengingatkan masyarakat," kata Doni, Rabu (21/10/2020).
Upaya lain yang disiapkan ada dari Kementerian Dalam negeri membuat edaran pada Gubernur untuk mengelola dan mengendalikan tempat wisata yang menjadi pusat keramaian. Kerjasama ini juga melibatkan dunia usaha, seperti pemilik hotel, restoran, dan pengelola tempat wisata untuk menaati arahan Pemda. Nantinya kapasitas tempat wisata tidak boleh lebih dari 50%.
"Yang terpenting adalah masyarakat tetap patuh protokol kesehatan saat liburan yakni #jagajarak dan menghindari kerumunan, #pakaimasker, dan #cucitangan dengan sabun," kata Doni.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak
