
Banjir Hampir 2 Meter Terjadi di Bekasi, Ini Updatenya

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa kawasan di Indonesia telah memasuki musim penghujan. Akibatnya sejumlah wilayah diterjang banjir seperti di beberapa kawasan di Bekasi.
Dari laporan yang diterima CNBC Indonesia, banjir terparah di Bekasi, terjadi di Pondok Gede Permai dan Villa Nusa Indah. Bahkan ada yang mengaku air mencapai 2 meter.
Rini (28) seorang warga yang tinggal di Pondok Gede Permai menjelaskan, banjir sudah terjadi sejak dini hari, pukul 01.00 WIB. Hingga pukul 09.09 WIB, banjir juga belum surut. Banjir masih menggenang sekira 30-50 cm
"Semalam jam 1 (dini hari), air sudah mulai masuk. Sekarang belum surut, masih sekitar sepaha anak kecil. Kebetulan rumah aku paling belakang, jadi agak dalem dibanding (rumah yang berada) di depan," jelas Rini kepada CNBC Indonesia, Minggu (25/10/2020).
Sepengetahuan Rini, banjir itu datang karena mendapatkan kiriman air dari Bogor. Pun hingga saat ini, dirinya dan warga di lingkungan tempat tinggalnya belum mendapatkan bantuan dari pihak manapun, termasuk Pemerintah Kota Bekasi.
"Bantuan sampai pagi ini belum. Nanti biasanya dapat informasi dari RT. Bantuan pasti butuh, paling butuh makanan, karena repot keluarnya," kata Rini melanjutkan.
Banjir juga menghampiri kediaman Nadia (28). Dia tinggal di Perumahan Cluster Cempaka Villa Nusa Indah 1. Nadia menjelaskan, pukul 22.00 WIB, dirinya sudah mendapatkan informasi dari lingkungan rumahnya, kalau kawasan rumahnya sudah siaga 1.
Hingga akhirnya, kata Nadia rumahnya terendam banjir pukul 00.03 WIB. Air yang masuk ke dalam rumahnya, cukup deras.
"Jam 22.000 satpam komplek announce siaga 1 air kiriman sekitar 2 jam lagi. Saat itu kondisi tinggi muka air di Cileungsi 660 cm dan benar saja masuk ke rumah pukul 00.03 WIB," kata Nadia kepada CNBC Indonesia, Minggu (25/10/2020).
"Air deras banget, 15 menit sudah masuk sekitar 20 cm di dalam rumah. Total sampe air stabil itu jam 02.30 WIB," tuturnya.
Hingga pukul 05.00 WIB, kata Nadia banjir perlahan surut, tapi kediamannya penuh lumpur, PAM dan listrik di kawasan rumahnya pun belum juga menyala.
Bantuan dari pihak manapun, termasuk Pemkot Bekasi, juga belum sampai ke lingkungan kediaman Nadia. Hal itu menyebabkan dirinya dan warga di sekitarnya mengharuskan untuk membuat dapur umum untuk sarapan para warganya.
Di lingkungan rumahnya pun, sebagian besar warga memiliki buah hati yang masih balita dan anak-anak. Baju-baju anak kecil, pampers, dan selimut sangat dibutuhkan oleh dia dan warga di sekitarnya.
"Sampai saat ini belum ada bantuan apapun. Beberapa rumah yang tidak terdampak banjir, akhirnya bersedia bikin dapur umum untuk sarapan. Di lingkungan rumah kami banyak anak-anak yang masih kecil. Jadi baju-baju anak, pampers, dan selimut sangat dibutuhkan," ujar Nadia.
Banjir juga terjadi di kawasan Kemang Ifi, Bekasi Jawa Barat. Bahkan, di kawasan ini, banjir bukan datang karena air banjir kiriman, tapi juga karena ada tanggul penahan banjir yang jebol.
Kendati demikian, banjir yang terjadi di Kemang Ifi sudah surut, hanya tersisa lumpur dan sampah-sampah yang ikut terseret dari banjir.
"Banjirnya dari jam 10 kiriman dari Cileungsi. Sampai jam 1 malam sudah top level (tinggi airnya). Nah, tanggul di Kemang Ifi juga jebol, makanya banjir. Sampai saat ini bantuan apapun belum datang," jelas Jimmy (28) kepada CNBC Indonesia.
CNBC Indonesia juga sudah mencoba untuk menghubungi Walikota Bekasi, Rahmat Effendi. Namun yang bersangkutan belum memberikan tanggapan.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fakta-fakta Banjir Rendam Kabupaten Bekasi, 130 Warga Ngungsi