
Kasus Melonjak Akibat Liburan, Siap-siap PSBB Diperketat!

Jakarta, CNBC Indonesia- Satgas Penanganan Covid-19 menyatakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mungkin akan diperketat apabila ada lonjakan kasus Covid-19 pasca libur panjang akhir bulan ini.
Juru Bicara Satgas Covid-19, dr Reisa Broto Asmoro mengatakan 2 periode libur panjang sebelumnya bisa menjadi pelajaran agar kasus Covid-19 tak meledak lagi di tanah air. Pasalnya, ledakan kasus Covid-19 pada liburan sebelumnya mengakibatkan kapasitas rumah sakit menjadi penuh sehingga Gubernur DKI Jakarta memutuskan untuk memperketat PSBB.
"Dua periode libur panjang sebelumnya telah memberikan pelajaran penting bagi kita untuk semakin bijak dan cerdas dalam menikmati masa liburan karena apabila kita lengah dalam menerapkan protokol kesehatan saat liburan ada konsekuensinya. Kita akan melihat lonjakan kasus sampai ribuan, rumah sakit, dan tim medis tentu akan kewalahan, sebagai akibatnya pembatasan aktivitas akan kembali ditingkatkan," ujar dr Reisa dalam YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (23/10/2020).
Dr Reisa mengingatkan bahwa libur panjang pada akhir bulan ini akan kembali menjadi ujian bagi masyarakat Indonesia dalam menerapkan disiplin protokol kesehatan. Mulai dari #pakaimasker, #jagajarak hindari kerumunan, dan #cucitangan pakai sabun serta air mengalir.
"Saya yakin kali ini kita akan lebih bijak karena lebih baik mengantisipasi daripada menyesal kemudian," ujarnya.
Pemerintah telah menetapkan cuti bersama pada hari raya maulid Nabi Muhammad SAW. Totalnya ada libur dari selama lima hari mulai Rabu 28 Oktober hingga 1 November 2020.
Dalam kesempatan yang sama dr Reisa juga berbagi tips untuk melalui long weekend pada pekan depan dengan cara aman dari ancama penularan virus coronan
Menurut dr Reisa, liburan yang paling aman adalah staycation atau berlibur di rumah saja. Ada beragam aktivitas yang bisa dilakukan masyarakat selama liburan di rumah, diantaranya berolahraga, menonton tayangan online film maupun konser, maupun tur virtual.
"Jika berolahraga di luar rumah, harus tetap #pakaimasker," ujar dr Reisa dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (23/10/2020).
Selain itu, masyarakat juga diminta menjalankan protokol kesehatan selama di rumah, membuka ventilasi, membersihkan dan mendisinfeksi secara rutin.
Sementara itu, bagi masyarakat yang akan pergi ke luar kota diminta memakai transportasi yang menerapkan protokol kesehatan secara ketat seperti pesawat terbang dan kereta api.
"Apabila memakai transportasi umum, maka pastikan jadwalnya sudah dipilih dari jauh-jauh hari agar dapat menjauhi kerumunan atau bahkan antrean panjang," katanya.
"Dalam perjalanan wajib tetap memakai masker, jadi hindari memakan atau minum atau mengobrol panjang di dalam kereta atau bus antar kota. Pilihlah hotel atau akomodasi yang terbukti patuh dan disiplin menerapkan sanitasi dan protokol kesehatan," ungkap dr Reisa.
Lebih lanjut, dr Reisa menyarankan agar masyarakat yang berada di rumah tetap berhati-hati saat menerima tamu yang tidak diketahui status kesehatannya. Warga yang bertamu atau menerima tamu di rumahnya disarankan tetap memakai masker dan #jagajarak, serta rajin cuci tangan.
"Saya tahu ini sulit dibiasakan apabila kita berada di kendaraan yang sama dengan anggota keluarga yang aktif bekerja di luar rumah atau saat bertamu saat menerima tamu yang kita tidak tahu status kesehatannya, mohon tetap pakai masker dan menjaga jarak dan rajin #cucitangan," ucapnya.
dr Reisa mengatakan berlibur memang baik untuk kesehatan psikologi, tetapi tidak mengurangi tanggungjawab untuk melindungi diri dari ancaman terpapar Covid-19.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak