Tepis Testing Covid-19 Rendah, Bos Satgas: Maaf Itu Data Lama

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
22 October 2020 17:00
Doni Monardo Apresiasi Upaya Pengendalian COVID-19 di Sulawesi Utara. (Dok :BNPB)
Foto: Doni Monardo Apresiasi Upaya Pengendalian COVID-19 di Sulawesi Utara. (Dok :BNPB)

Jakarta, CNBC Indonesia- Satgas Penanganan Covid-19 menegaskan pemerintah serius menangani pandemi, terutama dalam melakukan testing untuk menemukan orang yang sakit di tengah masyarakat. Pemerintah juga terus meningkatkan kapasitas testing agar sesuai dengan standar Badan Kesehatan Dunia (WHO).

"Kurang tepat jika dikatakan Indonesia tesnya paling rendah di dunia, kalimat itu mengambil data sudah lama. Kalau data yang lama memang benar, tetapi dengan kerjasama seluruh komponen dari Kementerian Kesehatan dan juga didukung semua kementerian lembaga yang punya laboratorium kami dorong untuk memeriksa spesimen," kata Ketua Satgas Penanganan Covid-19 dan Kepala BNPB Doni Monardo, Kamis (22/10/2020).

Saat ini Indonesia telah memiliki sekitar 377 laboratorium dengan kemampuan pemeriksaan spesimen per hari lebih dari 40.000, dan sekitar 30.000 orang per hari. Secara umum menurut Doni jumlah laboratorium yang ada di Indonesia sudah memadai, apalagi cukup sulit mencari petugas laboratorium yang harus melayani pemeriksaan spesimen.

"Mereka termasuk garda terdepan untuk pemeriksaan spesimen secepat mungkin. Sekarang ini rata-rata harian pemeriksaan harian sudah di atas 40 ribu spesimen sehari, dan pernah 50 ribu spesimen sehari," katanya.

Adapun standar test yang ditentukan WHO adalah 1 tes untuk 1.000 penduduk, dibandingkan dengan jumlah total penduduk perminggu. Dengan penduduk Indonesia sebanyak 267 juta orang, artinya test yang harus dilakukan sebanyak 267 orang per minggu.

Jika dilihat dari spesiman per minggu sudah melampaui 270 ribu spesimen, tetapi ada kalanya satu org sampelnya lebih dari satu. Sehingga secara total Indonesia memiliki kemampuan lebih dari 33 ribu orang perhari.

"Sekarang sudah berada di posisi 82,51% sebuah angka yang harus diakui membanggakan. Jadi ternyata sekarang sudah sangat bagus, Presdien awalnya hanya menargetkan 10 ribu spesimen, kemudian menjadi 20 ribu dan ditingkatkan menjadi 30 ribu," katanya.

Peningkatan tes yang masif menurut Doni harus dibarengi dengan dukungan masyarakat dengan menerapkan protokol kesehatan, yakni #pakaimasker, #jagajarak dan menghindari kerumunan, serta #cucitangan dengan sabun dan air mengalir. Protokol kesehatan harus digerakan secara masif di berbagai daerah sehingga penambahan kasus bisa ditekan.

"Kerjasama pusat dan daerah melibatkan semua pihak tanpa kecuali, tokoh agama, budayawan, dan peran kaum ibu dan relawan. Kita sudah bisa mengendalikan kasus, tapi ini bukan jaminan berlangsung selamanya, begitu kita lengkah kasus dengan mudah meningkat lagi," katanya.

Dia menegaskan Covid-19 berbeda dengan flu burung ataupun flu babi yang dibawa oleh binatang, corona dibawa oleh manusia dan dapat tertular dari orang-orang terdekat.

"Covid-19 ini buka rekayasa, bukan konspirasi, ini nyata. Di Indonesia sendiri sudah ada 300 ribu orang yang positif, dan yang meniggal 12 ribu orang, upaya melawan Covid-19 tidak boleh berhenti di satu dua orang," tegasnya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Warning Doni: Walau di Rumah, Harus Taat Protokol Kesehatan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular