Dukungan Keluarga Vital Bagi Penyembuhan Pasien Covid-19

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
21 October 2020 18:22
Medical workers celebrate as the last three patients are released from a field hospital at the National Stadium Mane Garrincha, after recuperating from COVID-19, in Brasilia, Brazil, Thursday, Oct. 15, 2020. (AP Photo/Eraldo Peres)
Foto: AP/Eraldo Peres

Jakarta, CNBC Indonesia- Pendampingan sosial dengan memberikan penguatan di kalangan masyarakat perlu dilakukan guna mengikis stigma pasien Covid-19.

Independent Pekerja Profesional Indonesia Nurul Eka Hidayat, M.Si mengatakan pendampingan sosial yang dilakukan dengan capacity building secara berjenjang dari level terendah RT, RW, hingga kelurahan/desa. Pendampingan itu dengan memberikan pelatihan dan bimbingan teknis seputar penanganan Covid-19.

"Penguatan dilakukan dengan berjejaring menjadi sekutu-sekutu pelayanan kesehatan. Ini di semua sektor," ujar Nurul Eka Hidayat dalam talkshow "Penguatan Sistem Sosial Penanganan Penyintas Covid-19" di Media Center Satgas Penanganan Covid-19 Graha BNPB Jakarta pada Selasa (20/10) siang.

Nurul menambahkan sangat penting bagi masyarakat untuk melibatkan diri dalam menangani masalah Covid-19 ini. Keterlibatan orang lokal atau tetangga terdekat jauh lebih baik dalam meningkatkan kesembuhan dan menekan angka penyebaran Covid-19.

"Akan lebih baik yang terlibat itu orang lokal karena memudahkan dari budaya dan bahasanya," kata Nurul.

Tim Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Urip Purwono, M.Sc, M.S., Ph.D mengatakan stigma selalu muncul manakala ada pandemi seperti Ebola dan Covid-19. Stigma adalah pandangan negatif yang sering tidak mendasar terhadap kelompok atau seseorang yang dianggap berbeda dan lebih rendah.

Stigma orang terkonfirmasi Covid-19 dianggap lebih berbahaya walaupun sudah sembuh yang membuat mereka dijauhi.

"Dengan adanya stigma ada kecenderungan bagi masyarakat untuk menyembunyikan simptom. Ini lebih berbahaya," ujar Urip Purwono melalui Zoom.

Ketua Jaringan Rehabilitasi Psikososial Indonesia (JRPI) Dr. dr. Irmansyah, SpKJ (K) menjelaskan stigma itu keliru. Stigma itu penyakit yang dipandang sebagian orang harus dijauhi, dianggap sumber masalah, dan sangat negatif serta sangat mempengaruhi pemulihan penderita.

Irmansyah menyebutkan seperti yang terjadi pada penyakit HIV/AIDS, kusta/lepra, gangguan jiwa, dan Covid-19.

"Orang terkonfirmasi positif Covid-19 di stigma luar biasa yang membuat mereka tertimpa beban ganda, sudah mengalami penyakit dan dijauhi lingkungan sosial. Ini suatu kondisi yang tidak menguntungkan," ungkap Irmansyah.

Satgas Penanganan Covid-19 mengingatkan bahwa protokol kesehatan adalah cara yang paling efektif pada saat ini untuk memutus penyebaran Covid-19. Cukup dengan #pakaimasker, #jagajarak dan hindari kerumunan, serta #cucitangan pakai sabun akan membuat Indonesia semakin cepat bebas dari Covid-19.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 3 Tahun Pandemi, Negara & Wilayah Ini Tetap Nol Kasus Corona

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular