
Jurus Sri Mulyani Genjot Wakaf Produktif Berbasis Cash

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah saat ini terus berupaya mengembangkan skema pembiayaan syariah. Salah satunya skema wakaf produktif berbasis cash atau Cash Waqf Linked sukuk (CWLS).
Menurutnya, langkah pemerintah dalam mendukung hal tersebut terlihat dari berbagai asosiasi profesi seperti Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), masyarakat ekonomi islam serta otoritas terkait terus didorong untuk bisa memberikan edukasi dan memasyarakatkan instrumen dan pemahaman ekonomi syariah yang inklusif. Hal ini ditujukan untuk menempatkan ekonomi syariah sebagai sebuah pondasi yang inklusif dan sustainable.
"Dari sisi pengelolaan APBN yang punya peran nyata, kita terus melaksanakan tugas kita secara hati-hati dan bertanggung jawab. Salah satu tugas kita, bangun ekonomi berbasis syariah melalui pengembangan instrumen keuangan negara yang berbasis syariah," kata dia melalui video conference, Rabu (21/10/2020).
"Pada hari ini kita bicara retina dan glucoma center dari RS Mata Achmad Wardi. Ini wujud nyata dari manfaat instrumen keuangan yang berbasis syariah dalam hal ini wakaf produktif yaitu melalui CWLS yang pertama kali diterbitkan," jelasnya..
Ia menjelaskan, CWLS didesain pemerintah sebagai instrumen untuk dorong pengembangan wakaf produktif. Hasil investasi dana wakaf tersebut akan dimanfaatkan untuk pembentukan aset-aset seperti glukoma center di RS Achmad Wardi tersebut.
"Dia merupakan aset wakaf baru melalui pembiayaan kegiatan sosial seperti wakaf," kata dia.
Bendahara negara ini mengatakan, sejak diterbitkan pertama kali pada 10 Maret 2020 dengan metode private placement sudah banyak hal yang dilakukan. Misalnya untuk pelayanan operasi katarak gratis bagi kaum dhuafa di RS. Dimana hasil penerbitan dari CWLS dibayarkan tiap bulan selama 5 tahun untuk kegiatan tersebut.
"Dengan demikian kita targetkan jumlah dhuafa yang dilayani selama 5 tahun capai 2.513 pasien," tuturnya.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anggaran Pemulihan Ekonomi Sudah Disebar Rp 579 T