Soal Potensi Klaster Demo, Satgas: Lihat 2-4 Minggu ke Depan

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
20 October 2020 21:14
Aksi massa  yang menggelar demo menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja menaiki Patung Kuda Arjuna Wiwaha yang berlokasi di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (20/10). Mereka lalu mengibarkan bendera merah putih di patung tersebut. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Demo Tolak Omnibus Law di Patung Kuda, Selasa, (20/10/2020). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia- Kasus aktif Covid-19 di Indonesia melandai meskipun pada beberapa pekan terakhir terjadi akhir demonstrasi massa yang cenderung tak menerapkan protokol kesehatan.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, puncak tertinggi kasus aktif atau pasien dalam perawatan Covid-19, tercipta pada 11 Oktober 2020 dengan jumlah 66.578 orang. Namun dengan pasien sembuh yang tinggi, kasus aktif mengalami tren penurunan hingga tersisa 62.455 orang pada hari ini, Selasa (20/10/2020), atau turun 4.123 orang dalam 9 hari.

Namun, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa apabila terjadi lonjakan kasus dalam akibat demonstrasi maka hal tersebut akan tergambar dalam 2-4 minggu setelah kejadian.

"Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, ditemukan sejumlah peserta aksi demonstrasi yang positif Covid-19. Namun demikian, untuk gambaran secara utuhnya apakah aksi demonstrasi ini dapat menimbulkan klaster, maka dapat dilihat nanti dalam jangka waktu biasanya sekitar 2-4 minggu setelah kejadian tersebut," kata Wiku saat konferensi pers yang disiarkan di akun YouTube BNPB, Selasa (20/10/2020).

Sebelumnya Wiku pernah mengatakan bahwa aksi unjuk rasa yang terjadi akhir-akhir dinilai bisa berpotensi menjadi klaster penularan Covid-19 yang baru.
Hal itu diungkapkan oleh Satgas Penanganan Covid-19. Satgas menilai hal ini akan kontra produktif dalam perjuangan Indonesia mengendalikan Covid-19 dalam 7 bulan terakhir.

"Saat ini terdapat kelompok masyarakat yang menyampaikan aspirasi secara terbuka, dengan jumlah yang banyak ini menjadi potensi menjadi klaster Covid-19," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers, Kamis (8/10/2020).

Dia menegaskan dalam perang melawan Covid-19, tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah dan tenaga kesehatan. Namun, peran serta masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan menjadi hal yang terpenting.

"Kita masih kondisi pandemi, kita ingatkan masyarakat untuk bisa saling bahu membahu untuk menurunkan angka Covid-19, #pakaimasker, #jagajarakhindarikerumunan dan #cucitanganpakaisabun atau hand sanitizer adalah kunci," ujar Wiku.

"Kami harap tak ada klaster yang timbul karena kegiatan akhir-akhir ini. Tanpa sinergi ini kasus daerah akan meningkat," tegas Wiku.

Demo di tengah pandemi Covid-19 yang ditakutkan bisa menjadi klaster baru nyata adanya. Kerumunan yang dilakukan sekelompok orang karena aksi demo menambah jumlah kasus baru.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular