RI Akan Ubah Sistem Zonasi Risiko Covid-19, Ada Apa?

dob, CNBC Indonesia
20 October 2020 19:34
Infografis/ Infografis WHO : Dunia Harus Siap Serangan Pandemi Baru Lagi/Aristya Rahadian
Foto: Infografis/ Infografis WHO : Dunia Harus Siap Serangan Pandemi Baru Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, selama 5 bulan terakhir, tampak kemajuan dalam penanganan Covid-19 di Kabupaten/Kota di Indonesia.

"Akan tetapi juga nampak daerah yang merasa sudah berada di zona nyaman. Karena dalam 5 minggu terakhir sebagian besar kabupaten kota di Indonesia masih stagnan di bawah zona resiko sedang dan oranye," ujarnya saat konferensi pers secara virtual di Jakarta, Selasa (20/10/2020).

Menurutnya, hal ini terbukti dari semakin sedikitnya kabupaten/kota di zona kuning dan hijau karena berpindah ke zona oranye. Satgas berharap, pemerintah daerah keluar dari zona nyaman dan bekerja lebih keras agar dapat keluar dari zona resiko sedang dan berpindah ke kuning atau hijau.

Setidaknya ada 35 Kabupaten/Kota yang disayangkan berubah dari risiko rendah menjadi sedang. Wilayah tersebut tersebar di berbagai provinsi antara lain Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, Jawa Barat, NTB, NTT, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara dan Papua.

"Meminta kesungguhan Pemda dan masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan agar kembali ke risiko rendah. Perpindahan risiko rendah ke lebih tinggi adalah Pemda dan masyarakat merasa terlalu nyaman dan mulai melupakan pentingnya upaya penularan Covid-19," ujarnya.

Dia juga mengatakan Pada Juli 2020, Satgas mengumumkan indikator kesehatan masyarakat. Mulai dari epidemiologi, surveilans dan pelayanan kesehatan sebagai bahan perhitungan untuk mengetahui zonasi risiko tiap kota/kab di RI.

"Saat ini, indikator ada 14, berdasarkan analisis kasus Covid-19 terkini, dibutuhkan perhatian lebih besar pada indikator tertentu sehingga dilakukan penyesuaian scoring dan pembobotan," tegasnya.

Dia menegaskan, bobot saat ini kasus aktif, kesembuhan dan kematian dari sebuah wilayah sehingga kab/kota memiliki fokus utama menekan kasus aktif, meningkatkan kesembuhan dan meningkatkan kematian agar zona dapat berubah menjadi lebih baik.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular